Daftar Isi:
  • ABSTRACTGrowth and yield of temulawak were influenced by many factors such as crop nutrient availability and nutrient absorption due to applied organic fertilizer and Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM). The objective of the research was to find out the effect of organic fertilizer and VAM on growth and yield of temulawak. The research was conducted at Sindukarto Village, Sub District Eromoko, Wonogiri Regency from June 2013 to March 2014. The experiment was done in a Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications. The treatment used three types of manure: (1) no manure (control), (2) quail manure, (3) goat manure, (4) cow manure and three inoculum dose of VAM (0 g/plant, 5 g/plant, 10 g/plant, and 15 g/plant). Temulawak was planted in polybag with a diameter of 30 cm, placed on a shelf of 50 cm size, length of 13 m and width of 2 m. The polybag were placed in paranet house with 55% shade. Planting media were filled with soil:manure:husk (2:2:1). The results showed that application organic fertilizer had significant increase on plant height, stem diameter, number of leaves, tiller number and rhizome fresh weight. While the treatment of VAM had no significance to all of variables. No interaction between organic fertilizer and VAM treatment were observed.Key words: temulawak, Curcuma xanthorrhiza, organic fertilizer, vesicular arbuscular mycorrhizal ABSTRAK Pertumbuhan dan hasil temulawak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti ketersediaan hara tanaman dan penyerapan nutrisi karena pupuk organik terapan dan mikoriza vesikular-arbuskular (VAM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik dan VAM pada pertumbuhan dan hasil temulawak. Penelitian ini dilakukan di Desa Sindukarto, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri dari Juni 2013 sampai Maret 2014. Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Pengobatan menggunakan beberapa jenis pupuk: (1) tidak ada pupuk kandang (kontrol), (2) pupuk puyuh, (3) kotoran kambing, (4) kotoran sapi dan inokulum dosis MVA (0 g/tanaman, 5 g/tanaman, 10 g/tanaman, dan 15 g/tanaman). Temulawak ditanam di polybag dengan diameter 30 cm, ditempatkan di rak berukuran 50 cm, panjang 13 m dan lebar 2 m. The polybag ditempatkan di rumah paranet dengan 55% naungan. Media tanam diisi dengan tanah: pupuk kandang: sekam (2:2:1) sesuai dengan pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik memiliki peningkatan yang signifikan terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah anakan dan rimpang berat segar. Sementara pengobatan VAM tidak signifikan terhadap semua variabel. Tidak ada interaksi antara pupuk organik dan pengobatan VAM.