IN-VITRO GERMINATION AND MICROPROPAGATION OF ALFALFA (Medicago sativa L.) AS CLOROPHIL SOURCES Perkecambahan In Vitro dan Mikropropagasi Alfalfa (Medicago sativa L.) Sebagai Sumber Klorofil

Main Authors: Fitrahtunnisa, Fitrahtunnisa, Sajimin, Sajimin, Anomsari, Selvia Dewi
Format: Article eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/toi/article/view/6590
Daftar Isi:
  • AbstractAlfalfa (Medicago sativa L) known as chlorophyll producing plants are efficacious cure for various diseases. Alfalfa seeds produced in Indonesia do not have embryos and could not germinate. So seeds are still to be imported. One way that can be used to produce alfalfa seeds in large quantities and relatively fast is the micropropagation techniques. An experiment was carried out to develop technique for in-vitro germination and micropropagation of alfalfa. The in-vitro germination was conducted using two different techniques. Firstly, sterile seeds were soaked in 50 mg/l GA3, and secondly seeds were germinated without soak in GA3. Seeds were germinated on MS medium containing 0 or 0.5 mg/l BA and combined with 0.1, 0.5 or 1 mg/l GA3. Shoot initiations and mutiplications were done on MS medium containing 0, 0.5 or 1 mg/l BA combined with 0, 0.1 and 0.5 mg/l Th using epycotyl explants. Variables measured were plant height, number of leaves and shoots number. While callus initiations were done on 0, 1 or 3 mg/l 2.4D combined with 0, 3 or 5 mg/l Picloram using hypocotyl explants. Variables measured were length, width and thick of callus.The results showed that the seed germination rate with GA soaked on different media ranged from 60 to 87.5%, while without GA3 soaked ranged from 4 to 75%. The seed germination rate with GA3 soaked on MS medium without BA and GA3 (control) was the highest. The best medium for induction and shoot multiplication of epycotylis MS+1 mg/l BA. While the best medium for callus induction was MS+3 mg/l Pic.AbstrakAlfalfa (Medicago sativa L.) dikenal sebagai tanaman penghasil klorofil yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Biji Alfalfa yang diproduksi di Indonesia tidak memiliki embrio dan tidak bisa berkecambah, sehingga biji masih harus diimpor. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan benih alfalfa dalam jumlah besar dan relatif cepat adalah dengan menggunakan teknik mikropropagasi. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan teknik germinasi (perkecambahan) dan mikropropagasi alfalfa secara in-vitro. Perkecambahan dilakukan dengan menggunakan dua teknik yang berbeda. Pertama, benih steril direndam dalam 50 mg/l GA3, dan kedua tanpa direndam GA3. Benih dikecambahkan pada media MS yang mengandung 0 atau 0,5 mg/l BA dikombinasikan dengan 0,1, 0,5 atau 1 mg/l GA3. Inisiasi dan mutiplikasi tunas dilakukan pada media MS yang mengandung 0, 0,5 atau 1 mg/l BA dikombinasikan dengan 0, 0,1 dan 0,5 mg/l Th menggunakan eksplan epikotil. Variabel yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah tunas. Sedangkan inisiasi kalus dilakukan pada media MS yang mengandung 0, 1 atau 3 mg/l 2.4D dan dikombinasikan dengan 0, 3 atau 5 mg/l Pic menggunakan eksplan hipokotil. Variabel yang diukur adalah panjang, lebar dan tebal kalus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perkecambahan biji yang direndam dengan GA3 pada media yang berbeda berkisar antara 60-87,5%, sedangkan tanpa direndam GA3 berkisar antara 4-75%. Rata-rata perkecambahan benih paling tinggi diperoleh dari biji yang direndam dengan GA3 pada media MS tanpa BA dan GA3 (kontrol). Media terbaik untuk induksi dan multiplikasi pucuk eksplan epikotil adalah MS + 1 mg/l BA. Sedangkan media terbaik untuk induksi kalus adalah MS + 3 mg/l Pic.