DETERMINAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK BERUSIA 2-5 TAHUN: STUDI KASUS DI KELURAHAN KEBON KALAPA BOGOR

Main Authors: Suryaputri, Indri Yunita, Rosha, Bunga Ch, Anggraeni, Dwi
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik , 2015
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/4007
Daftar Isi:
  • ABSTRACTAge under of five years is an important period in child. At this period a child has a pattern of rapid growth and development. One aspect to measure development is child motoric ability wich is affected by a number of factors including nutritional status. The aim of the study was to measure the association between nutritional status and delay of motoric developmet. Participants of the study were 100 children 2-5 years old in Kebon Kalapa, Bogor. Logistic regression analysis to explore risk for delay of motoric development were performed. Results of the study observed that risks for motoric development were absence of motoric stimulation (OR 4.39; CI 1.43-13,51), younger age group (OR 3.81; CI 1.46-9.91) and working mother (OR 3.43; CI 1.16-10.15). The study concluded that children who had toys for motoric stimulation and mother having spent time more for taking care to child, and motoric stimulation at early age would lower delayed motoric development.Keywords: nutritional status, motoric development, motoric stimulationABSTRAKMasa anak di bawah usia lima tahun (balita) merupakan masa penting dalam hidup, pada masa ini anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Salah satu aspek perkembangan yang perlu diperhatikan ialah perkembangan kemampuan motorik. Berbagai faktor termasuk faktor status gizi dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan motorik anak balita. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi hubungan antara status gizi dengan keterlambatan perkembangan motorik anak. Partisipan penelitian ini adalah sebanyak 100 anak usia 2-5 tahun di Kebon Kalapa, Bogor. Regresi logistik digunakan untuk mengetahui risiko keterlambatan perkembangan motorik anak. Penelitian ini memperlihatkan bahwa faktor risiko keterlambatan perkembangan motorik anak antara lain tidak adanya stimulasi motorik (OR 4.39; CI 1.43-13,51), kelompok usia yang lebih muda, (OR 3.81; CI 1.46-9.91) serta ibu yang bekerja (OR 3.43; CI 1.16-10.15). Kesimpulan penelitian adalah bahwa anak yang memiliki mainan stimulasi motorik serta ibu yang menyediakan waktu untuk mengasuh dan memberikan stimulasi kemampuan motorik anak pada usia dini akan menurunkan risiko anak untuk mengalami keterlambatan perkembangan motorik [Penel Gizi Makan 2014, 37(1): 43-50]Kata kunci: status gizi, perkembangan motorik, stimulasi motorik