SIFAT ANTIPROTOZOA DAUN KATUK (Sauropus androgynus Merr)

Main Authors: Sutedja, L.; Puslitbang Kimia Terapan - LIPI, Bandung, Kardono, L.B.S.; Puslitbang Kimia Terapan - LIPI, Bandung, Agustina, Herlina; Puslitbang Kimia Terapan - LIPI, Bandung
Other Authors: BADAN LITBANGKES KEMENKES
Format: Article eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Warta Tumbuhan Obat Indonesia , 2012
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/wtoi/article/view/2479
Daftar Isi:
  • Dalam rangka penelusuran sifat toksik atau antinutrisi daun katuk telah diteliti aktifitas antiprotozoa ekstrak daun katuk terhadap Tetrahymena pyriformis GL. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak katuk rebus (EKR), air rebusan (AR) dan air perasan (AP) sampai kadar 104 ppm tidak menghambat pertumbuhan protozoa tersebut, sebaliknya teramati adanya laju pertumbuhan yang lebih besar dari blangko, sedang ekstrak katuk segar (EKS) 104 ppm setelah berturut-turut selama 24 jam dan 48 jam inkubasi pada suhu 300C menunjukkan hambatan sebesar 19,23% dan 62,97% Ekstrak alkaloida (A) dan nonalkalolda (NA) dari ekstrak katuk segar menunjukkan sifat antiprotozoa yang lebih besar daripada ekstrak katuk segar. Kesimpulan yang dapat dltarik ialah: proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat antiprotozoa; daun katuk setelah dimasak dapat dikatakan lebih aman untuk dikonsumsi.