PENELITIAN TOKSISITAS AKUT DAN SUBKRONIK DARI KAYU ANGIN PADA HEWAN PERCOBAAN
Main Authors: | Adjirni, Adjirni; Puslitbang Farmasi, Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI, B., Dzulkarnain; Puslitbang Farmasi, Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI, Sa'roni, Sa'roni; Puslitbang Farmasi, Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI |
---|---|
Other Authors: | BADAN LITBANGKES KEMENKES |
Format: | Article eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
, 2012
|
Online Access: |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/wtoi/article/view/1480 |
Daftar Isi:
- Telah dilakukan penelitian toksisitas akut dengan cara Weil C.S. dan penelitian subkronik dengan cara pemberian bahan secara oral setiap hari selama 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan kepada tikus putih. Kemudian dilihat kelainan dari organ hati, ginjal, jantung, paru-paru, usus dan lambung secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian toksisitas akut adalah LD50 64,4 (54,4-74,8) mg/10 g bb. mencit. Penggolongan bahan menurut Gleason M.N. LD50 di atas setelah diekstrapolasikan ke tikus secara oral adalah 449.400 mg/kg bb. Berdasarkan penggolongan Gleson M.N. infus kayu angin tergolong dalam bahan yang Practically Non Toxic, karena LD50 lebih besar dari 15.000 mg/kg per oral pada tikus. Hasil penelitian toksisistas subkronik dengan pemberian bahan 1 sampai 50 kali dosis manusia tidak menunjukkan perubahan pada organ-organ dalam. Kelainan paru-paru terlihat pada sebagian tikus, baik yang diberi bahan maupun yang diberi akuades, adanya hiperplasia limfoid merupakan kelainan fisiologis yang umum terjadi pada proses ketuaan. Terdapatnya cacing merupakan kendala dalam eksperimen pemeliharaan hewan. Hasil penelitian toksisitas subkronik menunjukkan bahwa infus kayu angin termasuk bahan yang tidak toksik.