Peningkatan volume pemurnian minyak ikan tuna (Thunnus sp.) dari hasil samping pengalengan: Increased refining volume of tuna (Thunnus sp.) fish oil from canning by-products
Main Authors: | Aprillia, Adenia Cahyatie, Suseno, Sugeng Heri, Ibrahim, Bustami |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)
, 2023
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/43786 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/43786/25348 |
Daftar Isi:
- The canned fish industry produces by-products such as low-quality fish oil with non-oil ingredients according to the International Fish Oil Standards (IFOS); therefore, purification must be carried out by neutralization and bleaching using centrifugation to obtain fish oil according to consumer needs. The results of previous research were generally limited to small scales of the quantity and quality of tuna oil, so its application to Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) cannot be immediately adopted. This study aimed to obtain a tuna fish oil refining process that complied with IFOS standards. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with purification volume levels (5, 7.5, and 10 L) by centrifugation at 10,000 rpm for 10 min. The test analysis included the free fatty acid (FFA) content, peroxide value (PV), p-anisidine value (p-Anv), total oxidation number (totox), clarity number, yield number, heavy metal content, and fatty acid profile. The total saturated fatty acid (SFA) content in crude tuna oil was 22.46%. Monounsaturated Fatty Acids (MUFA) accounted for 25.38%, while Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA) accounted for 25.01%. PUFA was dominated by DHA (15.57 %), whereas EPA fatty acid content was 3.15%. The best treatment was obtained in the treatment of 10 L purification volume with oxidation parameters namely free fatty acids 0.36±0.05%, peroxide value 6.87±0.09 mEq/kg, p-anisidine value 6.28±0.1 mEq/kg; total oxidation value 20±0.29 mEq/kg, physical parameters for clarity was 91.88±0.04%, with a yield value 87±1.70%.
- Industri pengalengan ikan menghasilkan produk samping berupa minyak ikan yang mengandung bahan non minyak dengan mutu rendah di bawah standar IFOS (International Fish Oil Standard), sehingga perlu dilakukan pemurnian dengan netralisasi dan bleaching menggunakan sentrifugasi untuk mendapatkan minyak ikan yang sesuai dengan kebutuhan pangan. Hasil penelitian terdahulu umumnya terbatas pada skala yang kecil, kuantitas, dan kualitas minyak tuna yang dihasilkan bervariasi, sehingga penerapannya di lapangan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak dapat langsung diadopsi. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh proses pemurnian minyak ikan tuna yang sesuai dengan standar IFOS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap (RAL) dengan taraf perlakuan volume pemurnian (5; 7,5; 10)L menggunakan sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit. Analisis pengujian yang dilakukan meliputi kadar asam lemak bebas (FFA), nilai peroksida (PV), nilai p-anisidin (p-Anv), total oksidasi (totoks), nilai kejernihan, nilai rendemen, kandungan logam berat, dan profil asam lemak. Total asam lemak jenuh (SFA) pada minyak ikan tuna kasar sebesar 22,46%. Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) yaitu 25,38%, sedangkan asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) yaitu 25,01%. PUFA didominasi oleh DHA yaitu 15,57%, sementara kandungan asam lemak EPA yaitu 3,15%. Perlakuan terbaik didapatkan pada perlakuan volume pemurnian 10 L dengan parameter oksidasi yakni asam lemak bebas (FFA) 0,36±0,05%, bilangan peroksida (PV) 6,87±0,09 mEq/kg, bilangan p-anisidin (p-AnV) 6,28±0,1 mEq/kg; nilai total oksidasi (totoks) 20±0,29 mEq/kg, parameter fisika yakni kejernihan 91,88±0,04%, dengan nilai rendemen yakni 87±1,70%.