PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN MODEL PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA ZAT PADAT MAHASISWA

Main Author: Parno,
Format: application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains , 2009
Online Access: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal_pmipa/article/view/5327
Daftar Isi:
  • Abstrak : Pembelajaran matakuliah wajib Fisika Zat Padat FZP bagi mahasiswa prodi Fisika, menggunakan diktat kuliah yang disusun oleh dosen pembimbing dan disampaikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pada tahun 2005/2006 evaluasinya menggunakan soal obyektif, namun prestasi belajar yang dicapai mahasiswa masih rendah, yaitu 42,51. Pada tahun 2006/2007 telah dikembangkan modul sebagai pendamping diktat kuliah, namun prestasi belajarnyapun masih rendah juga, yaitu 44,36. Alternatif solusinya adalah mengganti pembelajarannya dengan model yang lebih banyak melibatkan mahasiswa, yaitu menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan randomized control group pre-test post-test design. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah, sedangkan kelas kontrol menggunakan diskusi kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan peta konsep model pemecahan masalah (1) dilaksanakan melalui tahap awal (tes awal, memaparkan tujuan matakuliah FZP, kuliah singkat tentang pembelajaran menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah, dan pembentukan kelompok peta konsep), tahap pembelajaran menggunakan peta konsep untuk menemukan dan memperbaiki miskonsepsi FZP, tahap pembentukan kelompok model pemecahan masalah yang berasal dari masing-masing anggota kelompok peta konsep, tahap pembelajaran model pemecahan masalah untuk menyempurnakan perbaikan miskonsepsi tersebut, dan tahap tes akhir dan penyebaran angket respon mahasiswa; (2) belum mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, yang ditandai oleh gain ternormalisasi rata-rata kelas eksperimen (0,179 kategori rendah) yang tidak berbeda jauh dengan kelas kontrol (0,196 kategori rendah); (3) menghasilkan respon positip mahasiswa. Dalam penelitian ini, miskonsepsi FZP yang muncul dalam diskusi peta konsep hanya bersumber pada permasalahan yang diajukan oleh mahasiswa. Materi FZP yang tidak diajukan oleh mahasiswa sebagai masalah dianggap telah dikuasai oleh mahasiswa secara baik. Pembelajaran menggunakan peta konsep model pemecahan masalah dapat diterapkan kembali pada matakuliah FZP dengan terlebih dahulu mendata seluruh konsep-konsep dalam setiap sub-sub materi FZP yang kemungkinan besar akan dipahami secara salah oleh mahasiswa. Data tersebut akan diajukan sebagai tambahan masalah, yang melengkapi masalah yang sudah diajukan oleh mahasiswa, dalam tahap pembelajaran menggunakan peta konsep.