PERMUDAAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG JALUR TANAM INDONESIA DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI GUNUNG TAMBORA, PULAU SUMBAWA

Main Author: Surata, I Komang
Other Authors: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1138
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1138/1062
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-1138
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">PERMUDAAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG JALUR TANAM INDONESIA DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI GUNUNG TAMBORA, PULAU SUMBAWA</title><creator>Surata, I Komang</creator><subject lang="id-ID">Duabanga moluccana Blume; sistem silvikultur; intoleran; pengayaan; permudaan alam</subject><description lang="id-ID">Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan metode pemanenan hutan dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) di hutan alam produksi kawasan hutan Gunung Tambora, Pulau Sumbawa adalah permudaan duabanga (Duabanga moluccana Blume) di kawasan hutan bekas tebangan rendah dan digantikan jenis lain yang kurang komersial. Pertumbuhan permudaan D. moluccana memerlukan cahaya matahari (jenis intoleran) yang tumbuh pada kawasan terbuka. Penerapan sistem silvikultur Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI) diharapkan akan menciptakan ruang terbuka yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan regenerasi &#xA0;D. &#xA0;moluccana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh pertumbuhan permudaan D. moluccana pada sistem silvikultur TJTI. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok dengan empat perlakuan sistem silvikultur dan tiga blok/ulangan antara lain: TJTI tidak dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan, TJTI dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan, TJTI tidak dilakukan pengayaan dan pemeliharaan, TPTI dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan. Lebar jalur tebang (produksi) 170 m dan jalur tidak ditebang (konservasi) 30 m yang letaknya berselang-seling pada plot coba sepanjang 250 m. Pengayaan D. moluccana menggunakan jarak tanam 10 m x 10 m yang dilakukan satu tahun setelah penebangan. Pemeliharaan dilakukan setiap enam bulan sekali pada tahun pertama, kemudian satu kali setiap tahun sampai umur tiga tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur empat tahun setelah tebangan, sistem silvikultur TJTI dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, dan jumlah hidup permudaan alam dan pengayaan D. moluccana. Pertumbuhan tinggi, diameter, dan jumlah hidup permudaan alam D. moluccana meningkat masing-masing 47,4%, 86,68%, 183,2% dan pengayaan 47,26%, 88,1%, 272,3 %. Permudaan D. moluccana 74% berasal dari permudaan alam dan 26% pengayaan. Pemeliharaan tidak meningkatkan pertumbuhan tinggi dan jumlah hidup permudaan dan hanya meningkatkan diameter. Pemanenan dengan sistem silvikultur TJTI dan TPTI menurunkan tingkat kesuburan tanah dan iklim mikro.</description><publisher lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan</publisher><contributor lang="id-ID">Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan</contributor><date>2016-03-28</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>Other:</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1138</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; 29-41</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; 29-41</source><source>2540-9689</source><source>0216-0439</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1138/1062</relation><rights lang="id-ID">##submission.copyrightStatement##</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-1138</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
Journal:eJournal
author Surata, I Komang
author2 Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan
title PERMUDAAN DUABANGA (Duabanga moluccana Blume) PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG JALUR TANAM INDONESIA DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI GUNUNG TAMBORA, PULAU SUMBAWA
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
publishDate 2016
topic Duabanga moluccana Blume
sistem silvikultur
intoleran
pengayaan
permudaan alam
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1138
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1138/1062
contents Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan metode pemanenan hutan dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) di hutan alam produksi kawasan hutan Gunung Tambora, Pulau Sumbawa adalah permudaan duabanga (Duabanga moluccana Blume) di kawasan hutan bekas tebangan rendah dan digantikan jenis lain yang kurang komersial. Pertumbuhan permudaan D. moluccana memerlukan cahaya matahari (jenis intoleran) yang tumbuh pada kawasan terbuka. Penerapan sistem silvikultur Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI) diharapkan akan menciptakan ruang terbuka yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan regenerasi D. moluccana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh pertumbuhan permudaan D. moluccana pada sistem silvikultur TJTI. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok dengan empat perlakuan sistem silvikultur dan tiga blok/ulangan antara lain: TJTI tidak dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan, TJTI dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan, TJTI tidak dilakukan pengayaan dan pemeliharaan, TPTI dilakukan pengayaan dan disertai pemeliharaan. Lebar jalur tebang (produksi) 170 m dan jalur tidak ditebang (konservasi) 30 m yang letaknya berselang-seling pada plot coba sepanjang 250 m. Pengayaan D. moluccana menggunakan jarak tanam 10 m x 10 m yang dilakukan satu tahun setelah penebangan. Pemeliharaan dilakukan setiap enam bulan sekali pada tahun pertama, kemudian satu kali setiap tahun sampai umur tiga tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur empat tahun setelah tebangan, sistem silvikultur TJTI dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, dan jumlah hidup permudaan alam dan pengayaan D. moluccana. Pertumbuhan tinggi, diameter, dan jumlah hidup permudaan alam D. moluccana meningkat masing-masing 47,4%, 86,68%, 183,2% dan pengayaan 47,26%, 88,1%, 272,3 %. Permudaan D. moluccana 74% berasal dari permudaan alam dan 26% pengayaan. Pemeliharaan tidak meningkatkan pertumbuhan tinggi dan jumlah hidup permudaan dan hanya meningkatkan diameter. Pemanenan dengan sistem silvikultur TJTI dan TPTI menurunkan tingkat kesuburan tanah dan iklim mikro.
id IOS1859.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-1138
institution Badan Litbang Kehutanan
institution_id 104
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan
library_id 15
collection Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
repository_id 1859
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS1859
first_indexed 2016-09-25T11:08:54Z
last_indexed 2017-02-25T13:23:51Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1767025160895856640
score 17.538404