STOK KARBON TEGAKAN HUTAN ALAM DIPTEROKARPA DI PT. SARPATIM, KALIMANTAN TENGAH

Main Authors: Siregar, Chairil Anwar, Dharmawan, I Wayan Susi
Other Authors: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1082
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1082/1006
Daftar Isi:
  • Terdapat dua alasan mengapa hutan alam penting dalam skema perdagangan karbon : a). Peranan hutan alam di dalam penyerapan CO2 dan pelepasan O2 ke atmosfer melalui proses fotosintesis; b). Adanya kompensasi pendanaan dari perdagangan karbon akan menjadi alternatif yang menarik untuk merubah basis pengelolaan hutan alam dari kayu ke jasa lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang besarnya kapasitas tegakan hutan alam sebagai pengikat karbon pada biomasa bagian atas (above ground biomass), biomasa bagian bawah (below ground biomass) dan biomasa total. Lokasi penelitian di tegakan hutan alam IUPHHK-HA PT. Sarpatim, Kabupaten Sampit, Provinsi Kalimantan Tengah. Prosedur yang dilakukan dalam pengukuran biomasa ini menggunakan metode destructive sampling pada tegakan yang ditebang. Destructive sampling dilakukan mulai dari tegakan berdiameter > 5 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan alometrik untuk biomasa di atas tanah, biomasa di bawah tanah dan biomasa total masing-masing adalah : Y = 0,0112(DBH)2,6878 (R2 = 0,91); Y = 0,011(DBH)2,3251 (R2 = 0,88) dan Y = 0,0194(DBH)2,603 (R2 = 0,91). Tegakan hutan alam dipterokarpa di PT. Sarpatim memiliki potensi kandungan biomasa total dan kandungan karbon total masing-masing sebesar 506,65 ton/ha dan 253,33 tonC/ha. Serapan karbondioksida (CO2) total dan serapan CO2 rata-rata tegakan hutan alam dipterokarpa di PT. Sarpatim masing-masing sebesar 928,86 tonCO2/ha dan 20,64 ton CO2/pohon.