STRATEGI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH
Main Authors: | Kuswanda, Wanda, Mukhtar, Abdullah Syarief |
---|---|
Other Authors: | Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/4557 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/4557/4170 |
Daftar Isi:
- Pengelolaan zona penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) belum optimal karena kurangnya koordinasi dan sosialisasi antar lembaga terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor penghambat utama dan strategi untuk mengembangkan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya alam di zona penyangga TNBT. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner untuk masyarakat dan stakeholder. emua penilaian responden diolah dengan sistem Analytic Hierarchy Process (AHP)menggunakan program expert choice dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat utama adalah kurang jelasnya batas dan fungsi zona penyangga (nilai = 0,357, artinya 35,7% ha] tersebut dinilai sebagai penghambat pengembangan kelembagaan zona penyangga) dan tingkat ekonomi dan peranserta masyarakat yang masih rendah (0,289). Altematif strategi untuk mengembangkan kelembagaan adalah pembinaan dan pemberdayaan berbagai stakeholder terkait (0,436), penataan kembali status dan peruntukan lahan untuk kawasan lindung dan budidaya di daerah penyangga (0,323), dan menciptakan kesempatan usaha pada masyarakat (0,241). Program yang dapat dikembangkan di antaranya adalah mendayagunakan Badan Pengelola Multi Stakeholder (BPMS), meningkatkan kapasitas dan wawasan sumberdaya manusia, rasionalisasi batas kawasan dan zonasi TNBT.