POTENSI HABITAT DAN PENDUGAAN POPULASI ORANGUTAN (Pango abelii Lesson 1827) DICAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SUMATERA UTARA
Main Authors: | Kuswanda, Wanda, Sugiarti, Sugiarti |
---|---|
Other Authors: | Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/4387 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/4387/4017 |
Daftar Isi:
- Orang utan termasuk satwaliar yang terancam punah pada habitat alaminya. Fragmentasi dan kerusakan habitat menjadi penyebab utama menurunnya populasi dan distribusi orangutan liar. Cagar alam dolok Sibual-buali adalah salah satu areal konservasi sebagai habitat alami orang utan di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat dasn pendugaan populasi orangutan sebagai bahan acuan dalam pengelolaan cagar alam dan konservasi orang utan Sumatera. Pengamatan dilakukan pada dua areal penelitian, yaitu wilayah barat (Ack Nahara) dan Wilayah timur (Sialaman). Analisi vegetasi untuk mengetahui potensi habitat menggunakan metode garis transek yang dibuat sebanyak 10 petak contoh berukuran 20mx20m dengan jaraj anatar petak contoh 50 meter. Hasil analisis vegetasi tumbuhan yang ditemukan dikelompokan dalam sumber pakan dans ebagai pohon sarang orangutan. Pendugaan populasi dilakukan secara tidak langsung berdasarkan penemuan sarang. Hasil Penelitian wilayah barat diperoleh sebanyak 53 jenis tumbuhan dan wilayah timur 39 jenis dimana 36 jenis diidentifikasi sebagai sumber pakan orang utan. Jenis tumbuhan yang mendominasi aslaha medang nangka (Eleaocarpus obtusu), hau dolok (Eugenis sp), dan hoteng (Quercus maingayi) tumbuhan. Berdasarkan indeks kesamaan Jaccarad dan Sorensen menujukan bahwa kondisi habitat antara kedua wilayah penelitian tidak sama. Nilai dugaan kepdatan populasi berdasarkan penemuan sarang diwilayah barat sebesar 0,791 ekor/km2 dan Wilayah timur sebesar 0,271 ekor/km2.