APLIKASI INOKULUM CENDAWAN VESIKULAR-ARBUSKULAR MIKORIZA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN POHON DI LAHAN ALANG-ALANG

Main Author: Murniati, Murniati
Other Authors: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2018
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/4328
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/4328/3840
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitiana adalah untuk mengujiperanan dari inokulum cendawan rnikoriza vesicular-arbuscular dalam memacu pertumbuhan empat jenis pohon terpilih dan untuk mengevaluasi kemampuan tumbuh keempat jenis pohon tersebut di lahan alang-alang yang terdegradasi. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 1999 sampai Oktober 2001. Bibit umur lima bulan dari empat jenis pohon, mahoni ((Swietenia macrophylla), sungkai (Peronema canescens), kerniri (Aleurites moluccana), dan sukun (Artocarpus altilis) ditanam dengan jarak 4 x 2 m2 menurut rancangan acak petak terbagi dalam percobaan faktorial. Sebagian bibit diinokulasi dengan cendawan mikoriza (spora dorman dalam Mycofer darijenis Glomus manihotis, Glomus etunicatum, Gigaspora rosea, dan Acaulospora tuberculata) dan sebagian lagi tidak diinokulasi. Sebagai parameter perturnbuhan pohon, persen hidup, tinggi, dan diameter batang diukur 3, 6, 12, 18, dan 24 bulan sesudah tanam. Jenis dan populasi mikoriza dan akar yang terinfeksi diperoleh melalui analisis contoh tanah dan jaringan akar yang diambil sebelum, 6, dan 24 bulan sesudah penanaman pohon. Di persemaian, inokulasi bibit dengan cendawan mikoriza tidak meningkatkan pertumbuhan bibit. Inokulasi pada fase pesemaian ini nyata meningkatkan persen hidup setelah bibit dipindah ke lapangan.Tetapi rata-rata peningkatannya hanya 6,5%. Inokulasi terhadap jenis-jenis pohon pionir di pesemaian ini tidak memperlihatkan efek positif pada fase pertumbuhan selanjutnyadi lapangan. Performan dari empatj enis pohon terpilih dan kemampuannya untuk bersaing dengan alang-alang, menunjukkan bahwa mahoni, sungkai, dan kemiri cocok ditanam di lahan marginal alang alang. Sedangkan sukun tidak cocok dengan kondisi lahan alang-alang yang tandus.