STUDI BIOFISIK DAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM RANGKA MEMANTAPKAN PENGELOLAAN DAS RONGKONG
Main Authors: | Setiawan, Ogi, Nandini, Ryke |
---|---|
Other Authors: | Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/3083 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/3083/2200 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan di DAS Rongkong, Kabupaten Luwu Utara Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan data dan informasi biofisik, sosial dan ekonomi masyarakat dan informasi tentang arahan penggunaan lahan di DAS Rongkong. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahap kegiatan, yaitu interpretasi peta, pengamatan lapangan sena wawancara dan studi literatur. DAS Rongkong mempunyai luas 182.011,3 ha, penggunaan lahan DAS Rongkong didominasi hutan campuran 110.839,5 ha (61,4%) dan kebun campuran 44.098.5 ha (23,9%). Tipe iklim DAS Rongkong adalah A (sangat basah), jenis tanah dominan podsolik merah kuning (45,5%) dan kelas lereng didominasi lereng sangat curam (> 40%). Nilai KRS mernpunyai kecenderungan semakin rneningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat erosi 2,01 ton/ha/tahun dan laju sedimentasi 1,35 mm/tahun. Berdasarkan hasil analisis aliran permukaan, penyumbang aliran permukaan terbesar adalah kebun campuran dan kebun sejenis. Kelas KPL yang mendominasi DAS Rongkong adalah KPL IV. Jumlah penduduk DAS Rongkong 122.468 jiwa, dengan tingkat pendapatan Rp 225.000,-/bulan- Rp 275.000,-/bulan. DAS Rongkong mempunyai kelembagaan formal dan informal yang berpotensi untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pengelolaan DAS. Berdasarkan kriteria dan indikator hidrologi, lahan, sosial, ekonomi dan budaya DAS Rongkoog mempunyai skor nilai 1,96 yang berarti bahwa kondisi DAS Rongkong termasuk sedang. Arahan pemantapan pengelolaan DAS Rongkong adalah perbaikan kualitas penggunaan lahan, penerapan teknik konservasi tanah dan air serta adanya dukungan institusional