KUALITAS ALIRAN SUB DAS WUNO DAN MIU DAS PALU

Main Authors: Setiawan, Ogi, SHN, Hunggul Yudono
Other Authors: Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/3077
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/3077/2195
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnendapatkan informasl tentang kualitas aliran Sub DAS Wuno dan sub DAS Miu, DAS Palu sebngai dampak pengelolaan lahan serta inforrnasi untuk menentukan arahan pengelolaan lahan di DAS tersebut. Untuk rnencapai tujuan tersebut digunakan pendekatan model, dalam hal ini model AGNPS. Model AGNPS merupakan model kejadian hujan yang berbasis sel segi empat dengan tiga komponen utama yaitu hidrologi, erosi, dan unsur hara. Model ini juga mampu menentukan sumber erosi dan pencemar. Hasil penelitian di Sub DAS Wuno pada kejadian hujan 53 mm, erosi yang dihasilkan adalah 0,71 ton/ha dengan hasil sedimen 13.451 ton atau setara dengan 15,53 ton/ha/tahun untuk curah hujan tahunan 978,8 mm. Sumber erosi di Sub DAS Wuno adalah ladang. Konsentrasi unsur hara adalah 29,49 mg/liter untuk N; 0,09 mg/liter untuk P; dan 124 mg/liter untuk COD. Konsentrasi N dan COD melebihi batas maksirnum yang diperbolehkan untuk air minum, perikanan, pertanian dan peternakan. Sedangkan konsentrasi P masih berada di bawah arnbang batas maksirnum. Adapun sumber pencemar unsur hara adalah ladang dan kebun campuran. Pada kejadian hujan 65 mm, tingkat erosi di Sub DAS Miu adalah 0,41 ton/ha dengan hasil sedimen 7.965 ton. Bila curah hujan tahunan 1.118,5 mm rnaka erosi yang terjadi setara dengan 6,93 ton/ha/tahun. Ladang, kebun campuran, dan coklat merupakan surnber erosi terbesar. Konsentrasi N ( 1,25 mg/liter), P (0,13 mg/liter), dan COD (19 mg/liter) masih ada di bawah ambang batas maksimum yang diperbolebkan untuk semua pemanfaatan air. Arahan pengelolaan lahan untuk kedua sub DAS secara umurn adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air, penerapan sistem agroforesrry, pengembalian kawasan fungsi lindung, dan pengurangan pemakaian pupuk non organik dan diganti dengan pupuk organik.