KONSERVASI TANAH DAN AIR BERBASIS MASYARAKAT DI NUSA TENGGARA TIMUR Studi Kasus di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur

Main Author: Njurumana, Gerson ND.
Other Authors: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1187
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1187/1109
Daftar Isi:
  • Pengelolaan lingkungan dan konservasi tanah dan air perlu mempertimbangkan keterwakilan porsi bagi pelibatan partisipasi aktif masyarakat, sehingga mendorong kebersamaan dalam mendukung rehabilitasi lahan. Perlu dukungan pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi pelibatan partisipasi masyarakat, termasuk pemberdayaan kearifan lokal yang mendukung konservasi tanah dan air. Peningkatan kapasitas masyarakat merupakan titik simpul keberhasilan konservasi terutama pada wilayah kering seperti Sumba Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan konservasi tanah dan air berbasis masyarakat di Desa Ramuk, Kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur. Metode pendekatan yang dilakukan adalah observasi langsung dan wawancara dengan masyarakat pelaku konservasi, aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) pendamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi model tradisional konservasi tanah dan air berbasis masyarakat dalam bentuk pembuatan terasering dan teras bangku dengan diversifikasi jenis tanaman yang multi strata di desa Ramuk sangat baik. Manfaat sudah dirasakan langsung oleh masyarakat melalui peningkatan produktivitas lahan terutama aspek pendapatan, lingkungan, dan peternakan sehingga mendorong partisipasi dalam kegiatan konservasi. Masyarakat mengembangkan pola pertanian bergilir dengan masa bera untuk setiap petak seluas 0,5 ha selama sembilan tahun, sehingga mendukung proses pemulihan kesuburan lahan. Pengembangan hutan keluarga mendukung swadaya bahan bangunan sehingga menekan tingkat ketergantungan terhadap hutan. Peran kelembagaan dan kearifan lokal sangat mendukung terwujudnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan konservasi tanah dan air.