Kode Etik Jurnalistik Dalam Praktik Foto-Jurnalisme: Kasus Kampanye Pemilihan Presiden 2009 Di Indonesia
Main Authors: | Yuniar, Ririt, Simatupang, G.R. Lono Lastoro, Haryono, Timbul |
---|---|
Format: | Article eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
[ 25 ] JURNAL KAWISTARA
, 2012
|
Online Access: |
http://lib.law.ugm.ac.id/ojs/index.php/jkws/article/view/1330 |
Daftar Isi:
- Journalistic photos appear on newspaper for news purposes. In many cases, there are many parties having interested in using the mass media for their vested interest. Regarding the photo uses for individual interests, the photos of the candidates of President and Vice-President in the 2009 election in Indonesia were examples of the photo uses containing symbols of photos manipulated and presented in public sphere. Hence, the photos also reflected power relations within the society which is full of interests.This study attempts to describe that the photojournalistic appearing on the media during the 2009 election time were intensively used by the candidates who were also the modal owners. The photos were not presented as they were but rather composed as requested by the candidates for the purposes of image building. For some reasons including media survival in the global era with high competition and pragmatic motivations, some media have shown that they lose their “independency.” This study also shows that journalistic photos could record the existence of values and interests in those appearing on newspaper. The campaign of 2009 election of President and Vice President of Indonesia which was framed in journalistic photos is a social reality indicating a drama analogy and performance. Keywords: Code of Ethics, Journalistic Photo, Campaign of Election of the President, Indonesia Foto-foto jurnalistik hadir dalam media cetak (koran) untuk sebuah pemberitaan. Dalam banyak kasus, disadari atau tidak, ada pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan media sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal itu tampak pada foto-foto calon presiden pada pemilu 2009 yang merefleksikan simbol-simbol yang diangkat, ’dimanipulasi’, dan kemudian dihadirkan ke publik. Di samping itu, foto tersebut merefleksikan hubungan kekuasaan dalam suatu masyarakat yang sarat dengan kepentingan-kepentingan.Dalam studi ini ditunjukkan bahwa foto jurnalistik telah dimanfaatkan secara intensif oleh pemilik modal yang juga calon-calon presiden dan wakil presiden. Foto-foto mereka tidak ditampilkan apa adanya dalam surat kabar, tetapi dikomposisikan sesuai dengan tujuan dan citra yang ingin dibangun oleh para calon. Dalam tekanan kelangsungan hidup media yang berat, dan dalam dunia yang berubah menjadi lebih pragmatis, serta kompetisi yang semakin ketat antarmedia, maka media secara perlahan kehilangan sifat “independennya”. Media hidup dari pesanan-pesanan dan dari hal-hal yang sederhana berupa iklan hingga pesanan nilai, dan kepentingan yang diusung oleh hadirnya suatu surat kabar. Dengan demikian, foto sebagai media mampu merekam serangkaian nilai dan kepentingan. Kampanye pemilihan presiden 2009 yang dibingkai dalam foto merupakan realitas sosial yang tampak analog dengan drama sosial dan dengan suatu performance. Kata Kunci: Kode Etik, Foto Jurnalistik, Kampanye Pemilihan Presiden, Indonesia