Analisis dan proyeksi (indeks beta) saham di Bursa Efek Jakarta

Main Author: Mustanwir Zuhri, author
Format: Masters Doctoral
Terbitan: , 1998
Subjects:
Online Access: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-8/20453471-T10468-Mustanwir Zuhri.pdf
Daftar Isi:
  • <b>ABSTRAK</b><br> Salah satu tahapan di dalam proses investasi adalah pembentukan portfolio asset yang dijadikan obyek investasi. Maksud dari pembentukan portfolio adalah untuk menekan risiko sedemikian sehingga risiko tersebut berada pada titik optimal, yakni sampai pada kondisi risiko total sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar. <br><br> Ukuran besarnya risiko sistematis saham adalah indeks beta yang menunjukkan sensitivitas tingkat pengembalian surat berharga saham terhadap tingkat pengembalian indeks pasar yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian bebas risiko. Tingkat pengembalian pasar ditunjukkan oleh besarnya pengembalian indeks harga saham gabungan ataupun indeks beberapa saham tertentu yang _dianggap representatif Untuk indeks harga saham ini di Bursa Efek Jakarta dikenal ada lliSG dan LQ45. <br><br> Capital Asset Pricing . Model menempatkan indeks beta sebagai koefisien yang bermanfaat untuk menghitung besarnya tingkat pengembalian investasi pada tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian bebas risiko yang sudah tertentu. Meskipun koefisien beta mempunyai arti yang penting namun metode yang lazim digunakan untuk menghitungnya, misalnya Metode Indeks Tunggal, tidak memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya variabel tersebut. <br><br> Beaver, Kettler, dan Scholes menyatakan bahwa Indeks Beta dipengaruhi oleh nilai besaran-besaran akuntansi: dividend payout (1), asset growth (2), leverage (3), liquidity (4), asset size (5), earning-price ratio deviation standard (6), dan accounting beta yang merupakan angka sensitivitas keuntungan perusahaan terhadap rata-rata keuntungan seluruh populasi atau sampel (7). Menurut model ini variabel dividend pay-out dan liquidity diharapkan mempunyai bubungan negatif dengan indeks beta dan variabel-variabel lainnya mempunyat bubungan positif. <br><br> Penelitian dilakukan dengan alat analisis regt:esi cross sectional terbadap 80 perusabaan emiten di Bursa Efek Jakarta yang meliputi selurub bidang usaba yang ada selain lembaga keuangan. Alasan tidak menggunakan lembaga keuangan sebagai sampel adalah karena lembaga tersebut mempunyai ukuran ratio-ratio keuangan dan besaran akuntansi yang berbeda dengan jenis usaha lainnya. Hasil penelitian dengan model yang sama menunjukkan babwa terjadi penyimpangan terbadap model, yakni variabel dividend pay-out yang diharapkan mempunyai bubungan negatif temyata hasil penelitian menunjukkan terjadi hubungan positif meskipun tidak sahih. Selain itu variabel likuiditas menurut basil penelitian diketahui mempunyai hubungan positif dengan tingkat signifikansi yang cukup sahib (91,476%). <br><br> Penelitian juga membabas pengaruh kondisi perekonomian mutakhir yang ditandai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US$ terhadap kinerja Bursa Efek Jakarta yang diukur dengan IHSG dan LQ45 serta kinerja keuangan sabam-saham yang masuk di dalam kelompok top gainer dan top loser. Bersamaan dengan melemahnya nilai tukar upiah terhadap US dollar, IHSG dan LQ45juga mengalami posisi bearish. Secara individual, laba (rugi) bersib emiten saham-sabam banyak dipengaruhi oleh pos-pos penerimaan (beban). bunga, keuntungan (kerugian) selisib kurs, dan laba (rugi) extra ordinary.