ctrlnum 97269
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><type>Thesis:Masters</type><title>Pembudidayaan dan perdagangan kopra di Minahasa (1870-1942)</title><creator>Effendi Wahyono, author</creator><creator>Add author: Leirissa, Richard Zakarias, supervisor</creator><creator>Add author: Lapian, A.B. (Adrian Bernard), examiner</creator><creator>Add author: Ayatrohaedi, 1939-2006, examiner</creator><creator>Add author: Thee, Kian Wie, examiner</creator><creator>Add author: Masyhuri, examiner</creator><publisher>Universitas Indonesia</publisher><date>1996</date><subject>Copra Industry</subject><description>&lt;b&gt;ABSTRAK&lt;/b&gt;&lt;br&gt; Kopra merupakan produksi rakyat Minahasa dan menjadi mata pencarian utama masyarakat petani daerah tersebut selama periode 1870-1942. &lt;br&gt;&lt;br&gt; Penelitian tentang pembudidayaan dan perdagangan kopra di Minahasa dalam kurun waktu 1870-1942 ini secara khusus menyoroti struktur pertanian dan pola pembudidayaan serta sistem perdagangan kopra, dengan menggunakan bahan-bahan arsip, laporan-laporan sezaman baik yang diterbitkan maupun tidak, serta literatur yang berkaitan dengan tema tersebut. &lt;br&gt;&lt;br&gt; Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pola pertanian di Minahasa karena adanya tuntutan pasar. Minahasa pada abad ke-17 sampai ke-18 merupakan lumbung padi bagi daerah Sulawesi dan Maluku. Adanya tanaman wajib kopi pada pertengahan abad ke-19 membuat sebagian petani Minahasa beralih menjadi penanam kopi. Kemudian setelah terjadi boom kopra sejak akhir abad ke-19 sebagian petani Minahasa beralih menanam kelapa. &lt;br&gt;&lt;br&gt; Pola perdagangan kopra dilakukan melalui tiga golongan,yaitu produsen, perdagang perantara, dan pedagang besar/ekspor. Pola jual-belinya tidak dilakukan di dalam pasar (dalam arti fisik) secara terbuka tetapi melalui sistem kontrak. &lt;br&gt;&lt;br&gt; Jual beli dengan sistem kontrak ini lebih merugikan petani. Untuk melindungi petani dari jeratan pedagang perantara yang sebagian besar dikuasai pedagang Cina, berbagai upaya dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah, misalnya dengan mendirikan volksbauk Taa rsea Producferr Verkoop Central,dan yayasan Kopra.</description><identifier>http://lontar.ui.ac.id/detail?id=97269</identifier><recordID>97269</recordID></dc>
format Thesis:Masters
Thesis
Thesis:Bachelors
author Effendi Wahyono, author
Add author: Leirissa, Richard Zakarias, supervisor
Add author: Lapian, A.B. (Adrian Bernard), examiner
Add author: Ayatrohaedi, 1939-2006, examiner
Add author: Thee, Kian Wie, examiner
Add author: Masyhuri, examiner
title Pembudidayaan dan perdagangan kopra di Minahasa (1870-1942)
publisher Universitas Indonesia
publishDate 1996
topic Copra Industry
url http://lontar.ui.ac.id/detail?id=97269
contents <b>ABSTRAK</b><br> Kopra merupakan produksi rakyat Minahasa dan menjadi mata pencarian utama masyarakat petani daerah tersebut selama periode 1870-1942. <br><br> Penelitian tentang pembudidayaan dan perdagangan kopra di Minahasa dalam kurun waktu 1870-1942 ini secara khusus menyoroti struktur pertanian dan pola pembudidayaan serta sistem perdagangan kopra, dengan menggunakan bahan-bahan arsip, laporan-laporan sezaman baik yang diterbitkan maupun tidak, serta literatur yang berkaitan dengan tema tersebut. <br><br> Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pola pertanian di Minahasa karena adanya tuntutan pasar. Minahasa pada abad ke-17 sampai ke-18 merupakan lumbung padi bagi daerah Sulawesi dan Maluku. Adanya tanaman wajib kopi pada pertengahan abad ke-19 membuat sebagian petani Minahasa beralih menjadi penanam kopi. Kemudian setelah terjadi boom kopra sejak akhir abad ke-19 sebagian petani Minahasa beralih menanam kelapa. <br><br> Pola perdagangan kopra dilakukan melalui tiga golongan,yaitu produsen, perdagang perantara, dan pedagang besar/ekspor. Pola jual-belinya tidak dilakukan di dalam pasar (dalam arti fisik) secara terbuka tetapi melalui sistem kontrak. <br><br> Jual beli dengan sistem kontrak ini lebih merugikan petani. Untuk melindungi petani dari jeratan pedagang perantara yang sebagian besar dikuasai pedagang Cina, berbagai upaya dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah, misalnya dengan mendirikan volksbauk Taa rsea Producferr Verkoop Central,dan yayasan Kopra.
id IOS18064.97269
institution Universitas Indonesia
institution_id 51
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Indonesia
library_id 492
collection Repository Skripsi (open) Universitas Indonesia
repository_id 18064
city KOTA DEPOK
province JAWA BARAT
repoId IOS18064
first_indexed 2022-12-13T09:16:27Z
last_indexed 2022-12-13T09:16:27Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1752207757341097984
score 17.13294