Pengelolaan gaharu pada masyarakat Dayak Kenyan di Kecamatan Long Pujungan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur
Main Authors: | Blajan Konradus, author, Add author: Achmad Fedyani Saifuddin, supervisor |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
, 1995
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=81573 |
Daftar Isi:
- Banyaknya perhatian yang diberikan pada masalah pengelolaan hasil hutan kayu dewasa ini menimbulkan kesan seolah-olah aspek hasil hutan nonkayu telah dikesampingkan. Padahal, dari berbagai sumber diketahui bahwa hasil hutan nonkayu memiliki nilai ekonomis yang sangat besar. Menurut Repetto (1988:12), hasil hutan nonkayu umumnya dianggap sebagai hasil hutan minor dan hanya mendapat sedikit sekali perhatian dalam hal promosi maupun pengembangannya, namun nilai keseluruhannya masih sangat besar. Dalam membandingkan sumberdaya kayu dan nonkayu, Myers (1988) menyimpulkan bahwa sebuah kawasan hutan seluas 500 kilometer persegi dapat dengan pengetahuan efektif, "menghasilkan tanaman pangan liar yang mampu memperbaharui diri dengan nilai potensial sedikitnya $ 10 juta per tahun, atau sedikit lebih dari $ 200 juta per ha. Menurut Gradwohl dan Greenberg (1992:132), hasil hutan ikutan atau produk nonkayu di kumpulkan oleh masyarakat hutan tropis di seluruh dunia. Mereka ( Gradwohl & Greenberg, ibid) jugs menyatakan bahwa produk nonkayu ikut melengkapi hasil pertanian, membentuk dasar bagi industri rumah tangga dan mungkin menyumbangkan jutaan dollar setiap tahunnya dari perdagangan luar negeri.