Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan berulang pada lima poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon, 2003
Main Authors: | Reni Gustine Suparman, author, Add author: Ede Surya Darmawan, supervisor |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
Universitas Indonesia
, 2003
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=77758 |
Daftar Isi:
- Instalasi rawat jalan sebagai primadona pelayanan rumah sakit di masa depan, dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap pelayanan penunjang dengan pendapatan yang cukup besar. Tinggi rendahnya kunjungan merupakan hasil interaksi antara pemberi (provider) dan penerima pelayanan (users), serta kepuasan konsumen merupakan faktor penentu bagi penggunaan jasa berulang. Selama ini ada kecenderungan jumlah kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Gunung Jati menurun, berdasarkan informasi tahun 2000 sampai dengan 2002. Tetapi belum ada evaluasi terhadap penurunan tersebut. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan berulang pada lima poliklinik rawat jalan yaitu poliklinik penyakit dalam, penyakit anak, penyakit mata, bedah umum dam bedah orthopedi. Dipilihnya lima poliklinik tersebut berdasarkan hasil evaluasi dalam tiga tahun terakhir yang menunjukan jumlah kunjungan terbanyak dengan kecenderungam kunjungan menurun dan rasio kunjungan baru berbanding kunjungan lama yang meningkat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kunjungan berulang rawat jalan (independent variable) dengan berbagai faktor yang diteliti (dependent variable), balk faktor internal, faktor eksternal maupun faktor pendukung. Pengumpulan data primer dilakukan dilima polildinik tersebut dengan nomor kunjungan ganjil setelah responden mendapatkan pelayanan. Analisis data secara statistik menggunakan analisis univariate dan analisis bivariale dengan uji Chi-Square serta analisis regresi. Hasil penelitian dari analisis univariate menunjukan bahwa frekuensi kunjungan benalang rawat jalan paling tinggi terdapat pada variabel persepsi sakit (86,3%) dan status kawin (84,3%). Dari analisis hivariale menunjukan bahwa adanya hubungan antara kunjungan berulang rawat jalan dengan tujuh variabel yang diteliti. Secara statistik, diketahui adanya hubungan antara kunjungan berulang rawat jalan dengan status perkawinan, pekerjaan, pendapatan, penyandang dana, asal wilayah (jarak) dan waktu perjalanan serta need yaitu persepsi sakit. Secara statistik terbukti tidak ada hubungan antara kunjungan berulang rawat jalan dengan umur, jenis kelamin, pendidikan, jumlah anak ditanggung, faktor internal dan persepsi terhadap mutu pelayanan, waktu menunggu serta kemungkinan untuk datang lagi setelah melihat dan merasakan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Karakteristik pasien rawat jalan pada penelitian ini terbanyak berumur antara 15-55 tahun, jenis kelamin perempuan dengan status kawin, pendidikan lanjutan atau SMA keatas, pekerjaan pegawai negeri serta rata-rata jumlah anak ditanggung dua anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kunjungan berulang rawat jalan di RSUD Gunung Jati sangat dipengaruhi oleh kemampuan membayar atau sosioekonomi yang ditunjukan dengan variabel status perkawinan, pekerjaan, pendapatan, penyandang dana, jarak dan waktu perjalanan. persepsi sakit merupakan kebutuhan yang mendorong responden untuk berkunjung ke rumah sakit. Faktor internal terbukti secara statistik tidak berhubungan dengan kunjungan berulang rawat jalan di RSUD Gunung Jati. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang diberikan sama untuk setiap pengunjung dan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam upaya. meningkatkan kunjungan rawat jalan disarankan untuk meningkatkan kemitraan dengan pihak ketiga, penetapan tarif baru yang kompetitif dan penelitian lebih lanjut untuk waktu menunggu. <hr><i>Outpatient service is a future strong point service in the hospital that significantly contributes to the ancillary service with sufficient high revenue. High and low number of patient visit is the result of interaction between provider and user. It can be said that consumer satisfaction is key factor for the use of repeated service. According to the information, number of patient visit at outpatient service in Gunung Jati General Hospital during 2000 until 2002 tend to decrease. However, there has not been evaluated about that decrease. For that reason, this study aimed to assess the factors related to repeated buying at five outpatient services: internal disease polyclinic, pediatrics polyclinic, ocular disease polyclinic, general surgery polyclinic, and orthopedics polyclinic. Those polyclinics were chosen based on the evaluation in the last 3 years that had the highest number of patient buying, had the tendency to decrease on patient buying, and also had the increase of ratio between new patient buying and old patient buying. This study was also to assess the relationship between outpatient care buying as dependent variable and some factors such as internal, external, and supporting factors as independent variables. Primary data collecting was conducted at those five polyclinics using odd number of visit right after the patients received the whole service. Statistical data analysis used univariate and bivariate analysis with chi square test and regression analysis. The result of the study showed that the highest frequency of repeated buying in the outpatient service went to the variables of perception of illness (86.3%) and marital status (84.3%). The majority of respondents were between 15-55 years old, women, married, government employee, level of education was high school and upper, and number of children insured was 2 children. Bivariate analysis showed that there was relationship between repeated buying in the outpatient service and the following variables: marital status, occupation, fund donor, distance, duration of travel time, and perception of illness. Statistically, there was relationship between repeated buying and age, sex, education, number of children insured, internal factor, perception of service quality, waiting time, and possibility to buy again after looking and feeling the service provided by the hospital. The conclusions of this study were the repeated buying at the outpatient service in Gunung Jati General Hospital was affected by the ability to pay or socio-economy that showed by marital status, occupation, income, fund donor, distance, and duration of travel time. Perception of illness was a need that supports respondents to buy the service in hospital. Internal factor did not statistically related to the repeated buying at the outpatient in that hospital because the service received by the respondents was the same and appropriated with the existing procedure. In order to increase of patient buying at outpatient service, it is recommended to enhance the partnership with the third party, to determine the new competitive tariff, and to conduct further study about waiting time.</i>