Analisis wacana pada tweet dan video permintaan maaf Logan Paul: apakah sudah cukup bersifat minta maaf? = A Discourse analysis on Logan Pauls Apology Tweet and Video: are they apologetic enough? / Poppy Amalia Binraya

Main Authors: Poppy Amalia Binraya, author, Add author: Panjaitan, Yasmine Anabel, supervisor, Add author: Andika Wijaya, examiner, Add author: Marti Fauziah Ariastuti, examiner
Format: Bachelors
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: https://lib.ui.ac.id/detail?id=20494251
Daftar Isi:
  • <b>ABSTRAK</b><br> Di dunia yang penuh dengan sensasi dan skandal internet, seorang YouTuber terkenal bernama Logan Paul muncul dengan membawa salah satu kontroversi internet terbesar di awal tahun 2018. Skandal tersebut tidak lain adalah terekamnya mayat di dalam vlog-nya selama kunjungannya ke Hutan Bunuh Diri di Jepang. Meskipun ia telah meminta maaf atas kesalahannya, nampaknya ia masih gagal untuk meyakinkan audiensnya. Ada beberapa analisis tentang permintaan maafnya yang dibuat untuk melihat apakah ia tulus atau tidak. Di antara analisis-analisis yang ada, belum ada yang menganalisis permintaan maafnya dari perspektif linguistik. Untuk mengisi kesenjangan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari permintaan maaf dari sudut pandang linguistik. Menggunakan metode dan kerangka kerja kualitatif oleh Blum-Kulka, House & Kasper (1989), Benoit (1995), Schmitt, Gollwitzer, Förster & Montada (2004), dan Lutzky & Kehoe (2017), makalah ini akan mengungkapkan bahwa upaya permintaan maaf Paul yang pertama tidak cukup dan bahwa permintaan maaf yang kedua lebih terlihat bersifat minta maaf. <hr> <b>ABSTRACT</b><br> In the world full of Internet sensations and internet scandals, a famous YouTuber named Logan Paul raised to the occasion by bringing one of the biggest internet controversies in the beginning of 2018, which was the filming of a dead body that he found during his visit to the Japanese Suicide Forest. Although he apologized for his mistakes, the audience just was not convinced by his words. There have been some analyses about his apologies made to see whether he was being sincere or not. Among these analyses, there has never been one that analyzes his apologies from the perspective of linguistics. To fill the gap, this research was conducted to study the apology from the linguistics point of view. Using qualitative method and frameworks by Blum-Kulka, House & Kasper (1989), Benoit (1995), Schmitt, Gollwitzer, Förster & Montada (2004), and Lutzky & Kehoe (2017), this paper reveals that Pauls first attempt at apologizing was not apologetic enough and that his second apology was more apologetic.