Analisis Sosial Budaya Suku Rejang Terkait Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Bengkulu Utara = Socio-Cultural Analysis Of Rejang Tribe Related To Stunting In North Bengkulu Sub-District Tanjung Agung 2019
Main Authors: | Embun Ferdina Enjaini, author, Add author: Rita Damayanti, supervisor, Add author: Evi Martha, examiner, Add author: Sandra Fikawati, examiner, Add author: Kodrat Pramudho, examiner, Add author: Mellisa Chew, examiner |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=20493307 |
Daftar Isi:
- <b>ABSTRAK</b><br> Stunting (pendek) merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Kecamatan Tanjung Agung Palik memiliki persentase stunting tertinggi (47,48%), Desa yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Sengkuang dan Desa Sawang Lebar, kedua desa tersebut merupakan desa yang paling tinggi kejadian stunting. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis sosial budaya suku Rejang terkait dengan stunting. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif Rapid Ethnografi. Informan utama dalam penelitian ini adalah 4 ibu yang memiliki anak balita stunting dengan ekonomi rendah, 4 ibu yang memiliki balita stunting dengan ekonomi menengah dan 4 ibu yang memiliki anak balita normal dengan ekonomi rendah, yang tinggal di suku Rejang Kecamatan Tanjung Agung Palik yang dipilih dengan metode purposive sampling yang datanya sudah diketahui dari sistem e- PPGBM Puskesmas berdasarkan pengukuran antropometri. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi yang dilaksanakan pada bulan April-Juni 2019 di Kecamatan Tanjung Agung Palik. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab stunting pada masyarakat suku Rejang disebabkan oleh 1) Lingkungan dan Sanitasi yang buruk, 2) Masih belum melakukan ASI eksklusif, 3) Pemberian MP-ASI dini balita, 4) Pola pemberian makanan yang masih rendah, 5) Pengetahuan masyarakat yang masih rendah, 6) Masih adanya kepercayaan tentang pantang makan pada ibu hamil dan balita. Disarankan agar ada upaya penurunan kepercayaan pantang makan ibu hamil dan anak balita, pengetahuan lingkungan dan sanitasi, mengurangi pemberian makanan prelakteal pada bayi baru lahir, pola pemberian makan dan cakupan pemberian MP-ASI dini melalui penyuluhan rutin dengan melibatkan orang tua balita dan bermitra dengan dukun untuk memberikan edukasi akan pentingnya kesadaran ibu terkait gizi. <hr><b>ABSTRACT</b><br> Stunting is a chronic nutritional problem on toddlers characterised by a shorter height compared to the children in their age group. Tanjung Agung Palik District has the highest stunting case percentage (47,48%), the villages used as a sample for this thesis are the Sengkuang and Sawang Lebar village. These two village has the highest numbers of stunting cases. The purpose of this research is to analyse from a socio-cultural aspect of how the Rejang Tribe deals with stunting. This research uses a Rapid Etnographic method. The main informants for this research are 4 mothers with stunted toddlers from low income families, 4 mothers with stunted toddlers from middle income families, and 4 mothers with normal toddlers from low income families all od whic are from the Rejang Tribe in the Tanjung Agung Palik District selected by purposive sampling method whose data is known from the Puskesmas e-PPGBM system based on anthropometric measurements. The data were collected through an in-depth interview and participative observation conducted between April to June 2019 in the Tanjung Agung Palik District. The research results concluded that the stunting cases in the Rejang Tribe are caused by 1) Bad environment and sanitation, 2) Still not doing exclusive breastfeeding, 3) Provision of early MP-ASI for toddlers, 4) The pattern of feeding is still low, 5) Community knowledge that is still low, 6) There is still a belief about abstinence in pregnant women and toddlers. It is recommended that there be an effort to reduce the confidence of abstinence from pregnant women and toddlers, knowledge of the environment and sanitation, reduce prelacteal feeding in newborns, feeding patterns and coverage of early MP-ASI through routine counseling involving parents of toddlers and partnering with traditional healers to provide education on the importance of maternal awareness regarding nutrition.