Perbandingan Central Macular Thickness terapi `kombinasi Bevacizumab Intravitreal dan Panretinal Photocoagulation` dengan `Monoterapi Bevacizumab Intravitreal Berulang` pada Edema Makula Diabetik pada Nonproliferative Diabetic Retinopathy Berat: Penelitian Pendahuluan
Main Authors: | Hutagalung, Aurora Sicilia, author, Add author: Elvioza, supervisor, Add author: Joedo Prihartono, examiner, Add author: Andi Arus Victor, examiner, Add author: Gusti Gede Suardana, examiner, Add author: Julie Dewi Barliana, examiner, Add author: Virna Dwi Oktariana, examiner, Add author: Anna Puspitasari Bani, examiner |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://lib.ui.ac.id/detail?id=20485499 |
Daftar Isi:
- Edema makula diabetik (EMD) merupakan penyebab tersering hilangnya penglihatan pada pasien retinopati diabetik. Anti vascular endothelial growth factor (VEGF) diketahui dapat memberikan perbaikan anatomi dan tajam penglihatan pada EMD. Namun mayoritas kasus membutuhkan injeksi anti-VEGF berulang. Penelitian ini menilai perubahan central macular thickness (CMT) dan tajam penglihatan setelah terapi kombinasi intravitreal Bevacizumab (IVB) dan panretinal photocoagulation (PRP) dibandingkan dengan monoterapi IVB berulang pada EMD. Dua puluh delapan mata dengan EMD pada Nonproliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) berat dirandomisasi ke dalam kelompok IVB berulang (n=14) dan kelompok IVB + PRP (n=14). CMT dan best-corrected visual acuity (BCVA) dinilai sebelum dan 1, 2 dan 3 bulan setelah terapi. Median CMT menurun secara signifikan pada kelompok IVB berulang (-136.5 μm) dan kelompok IVB + PRP (-114 μm). Median BCVA meningkat secara signifikan pada kelompok IVB berulang (9 hutuf) dan kelompok IVB + PRP (9 huruf). Tidak ditemukan perbedaan CMT dan BCVA yang bermakna antara kedua kelompok studi pada akhir follow-up.