Analisa dan model proyeksi laporan keuangan (studi kasus pada Pt.X)
Main Authors: | Doddy Setiawan, author, Add author: Siddharta Utama, supervisor |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
, 2001
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=20462213 |
Daftar Isi:
- <b>ABSTRAK</b><br> <br><br> Informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan disusun di dalam suatu laporan keuangan, yang berisi tentang prestasi perusahaan di masa lampau. Laporan keuangan yang logis atau rasional akan mampu memberikan informasi yang bermanfaat untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan penetapan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. <br><br> Untuk mendapatkan suatu gambaran yang konkrit dan jelas mengenai kinerja atau posisi perusahaan pada suatu periode tertentu, maka laporan keuangan yang telah disusun perlu untuk dianalisis. Hasil dari analisis tersebut akan memberikan informasi yang sangat bennanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan. <br><br> Oleh karena itu analis dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai karakteristik perusahaan maupun industri tempat perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini berguna agar dapat melakukan proses analisa laporan keuangan dengan cara membuat model proyeksi berdasarkan asumsi-asumsi yang diharapkan dapat mendekati kenyataan. <br><br> Model analisa dan proyeksi keuangan diperlukan oleh perusahaan, karena dapat memberikan manfaat dalam menginterpretasikan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Setta perkembangan perusahaan yang telah dicapai serta basil proyeksi dapat dipakai sebagai dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. <br><br> Industri sepeda motor merupakan produk utama di dalam industri otomotif di Indonesia. Hal ini disebabkan karena industri sepeda motor telah lama berdiri dan didukung dengan infrastruktur yang lengkap, ditambah lagi dengan pertumbuhan permintaan sepeda motor yang cenderung meningkat membuat industri sepeda motor mempunyai prospek yang cukup cerah. <br><br> PT X yang bergerak dalam industri sepeda motor masuk termasuk dalam industri yang kompetisinya sangat ketat. Hal ini te1jadi karena dikeluarkannya peraturan pemerintah yang memperbolehkan import CBU (Completely Built Up) sepeda motor _. sehingga banyak masuk pendatang baru yang saat ini jumlahnya kurang lebih 25 merek sepeda motor dari negara-negara lain seperti Cina, Taiwan, India. Sementara itu pemain lama juga makin inovatif dengan meluncurkan produk-produk baru, sehingga PT X dituntut untuk menghasilkan kine1ja yang baik dalam beroperasi. <br><br> Walaupun ada kompetisi yang ketat ditambah dengan kondisi ekonomi masih belum pulih, namun berdasarkan analisa laporan keuangan 4 tahun terakhir dari tahun 2000, PT X masih berhasil membukukan laba yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti penjualan PT X yang meningkat 81,89 % di tahun 2000. Kenaikan penjualan yang besar ini diperkirakan karena sepeda motor produksi PT X masih menjadi pilihan utama bagi konsumen dengan menguasai 55.19 % pangsa sepeda motor .nasional pada tahun 2000. <br><br> Naiknya penjualan pada tahun 2000 ini dise1tai dengan mulai membaiknya kine1ja perusahaan bila dibandingkan pada masa krisis (1997 -1998). An tara lain PT X berhasil dalam melakukan penagihan (collection) account receivable-nya. penurunan inventory yang disebabkan oleh berhasilnya usaha efisiensi, perbaikan flow process sera proyeksi penjualan yang tepat sehingga berhasil dalam usaha menurunkan tingkat inventory. <br><br> Berdasarkan proyeksi laporan keuangan PT X, pada tahun 2001 penjualan Diperkirakan akan meningkat dengan signifikan sebesar 99.78% di tahun 2001, dan pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan masih akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan minimal 16 %. Kenaikan penjualan yangbesa; ini diperkiraizan karena PT X meiuncurkan produk sepeda motor baru dengan harga yang cukup bersaing dengan motor-motor cina, serta mulai menurunnya permintaan masyarakat terhadap sepeda motor cina. <br><br> Kenaikan penjualan disertai dengan berhasilnya program efisiensi di perusahaan akan mengakibatkan net income perusahaan meningkat secara absolnt dari Rp. 318 milyar di tahun 2000 menjadi Rp. LO 13.611 milyar di tahun 2001, dan bila dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2001 (9.11%) mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2000 (6.47%).