Peningkatan keunggulan kompetitif melalui teknik pengendalian produksi suatu studi kasus pada universal maintenance center IPTN

Main Author: Rini Ria Kartini Murat, author
Format: Masters Bachelors
Terbitan: , 1990
Subjects:
Online Access: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-6/20452713-T4198-Rini Ria Kartini Murat.pdf
Daftar Isi:
  • <b>ABSTRAK</b><br> Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan yang mendasar hanya keduanya? mempunyai proses operasi yang berbeda. Organisasi-organisasi penyedia jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibandingkan dengan organisasi manufaktur. Konsep perancangan dan pengembangan jasa adalah jauh lebih sukar dipahami daripada perancangan produk. <br><br> Organisasi-organisasi penyedia jasa harus memutuskan beberapa faktor kunci pelayanannya, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut : <br><br> 1. Lini pelayanan yang ditawarkan. <br><br> Organisasi jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan yang akan ditawarkan. <br><br> 2. Ketersediaan pelayanan. <br><br> Dalam perancangan jasa para manajer perlu mempertimbangkan kapan jasa harus disediakan. Juga perusahaan harus menentukan lokasi fasilitasfasilitas untuk memberikan pelayanan yang baik, apakah suatu lokasi fasilitas yang terpusat atau beberapa lokasi yang tersebar. <br><br> 3. Tingkat pelayanan. <br><br> Organisasi harus menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang diberikan kepada para langganannya dengan kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada saat yang sama. <br><br> Karya akhir ini bertemakan bagaimana meningkatkan keunggulan suatu organiasi yang memproduksi jasa dengan menggunakan tehnik pengendalian produksi yang baik. Obyek penelitian dalam penulisan karya akhir ini adalah Universal Maintenance Center suatu organisasi yang menyediakan jasa perbaikan mesin-mesin. <br><br> Universal Maintenance Center (UMC) merupakan salah satu direktorat pada Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang berlokasi di Bandung. Kegiatan operasinya bersifat khusus yaitu jasa perbaikan (repair), dan overhaul dari mesin-mesin gas turbin pesawat dan industri. <br><br> Keadaan yang UMC hadapi sekarang yaitu dibutuhkannya investasi yang cukup besar untuk menunjang tehnologi canggih yang digunakan, selain itu sifat produksinya yang bukan produksi masal dimana sebagian besar suku cadang yang dipakai harus didatangkan dari luar negeri. Melalui analisa pendekatan sistem pengendalian produksi didapatkan bahwa hambatan atau masalah yang menjadi kendala bukan terletak pada sistem pengendalian produksi yang telah mereka rancang selama ini tetapi ada pada faktor manusianya (brain ware). Hasil temuan masalah mengungkapkan bahwa adanya kendala didalam proses pengendalian produksi terutama disebabkan oleh <br><br> 1. Kedudukannya sebagai BUMN membuat UMC kurang fleksibel karena harus mentaati prosedur, peraturan yang birokratis, selain ketergantungannya kepada IPTN sebagai induk organisasi. <br><br> 2. Dalam hal tehnik UMC harus mentaati segala aturan, perkembangan tehnik yang dikeluarkan oleh masingmasing pabrik pembuat dan badan-badan keselamatan lalu lintas udara baik lokal maupun internasional. <br><br> Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah untuk mencari penyebab masalah utama serta mencoba memberikan alternatif pemecahan yang mungkin dapat mengatasi masalah dalam sistem pengendalian preoduksinya. Sedangkan untuk metoda yang digunakan adalah analisa sistem pengendalian produksi dengan melalui beberapa tahapan yaitu identifikasi, memahami, analisa permasalahan serta rekomendasi. <br><br> Melalui analisa pendekatan sistem ini didapatkan bahwa masalah yang menjadi kendala utama adalah banyaknya peraturan-peraturan pemerintah yang mengikat UMC sebagai BUMN dan ketergantunggannya pada IPTN sebagai induk organisasi seperti misalnya proses pengadaan suku cadang, dana dan yang lebih penting lagi proses pengambilan keputusan yang rumit dan berkepanjangan. Di pihak lain kita harus memperhatikan bahwa hampir semua pemakai jasa adalah dari kalangan penerbangan dan industri minyak dan gas bumi dimana biaya dan waktu merupakan elemen yang sangat penting untuk bisnis mereka sehingga dapat disimpulkan UMC kurang efisien dan produktif. <br><br> Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dicarikan jalan agar paling sedikit UMC dapat terlepas dari IPTN sebagai induk organisasi untuk dijadikan profit center tersendiri, bahkan lebih baik lagi jika UMC dapat dijadikan suatu organisasi swasta.