Peran militer Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian di Libanon Selatan studi atas partisipasi Kontingen Garuda (Konga) dalam United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Libanon Selatan tahun 2006-2013 = Indonesian military role in peacekeeping in South Lebanon : study of Kontingen Garuda (Konga) participation in un peacekeeping mission in South Lebanon year 2006-2013 / Kholidah Tamami
Main Author: | Kholidah Tamami, author |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20365168-T-Pdf Kholidah Tamami.pdf |
Daftar Isi:
- <b>ABSTRAK</b><br> Invasi Israel ke Libanon membuat Perserikatan Bangsa-bangsa membuat misi perdamaian internasional yang diberi nama UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon. Untuk menyusun pasukan-pasukan dari negara-negara anggotanya agar tergabung dalam UNIFIL, PBB melakukan seleksi terhadap negara-negara anggotanya untuk berpartisipasi dengan cara memberian mandat melalui Resolusi DK PBB 1701. Indonesia merupakan negara yang dimandatkan oleh PBB setelah sebelumnya pasukan UNIFIL hanya diisi oleh negara-negara anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menekankan metode studi kasus dari peristiwa yang terjadi di Libanon Selatan yang melibatkan Indonesia sebagai pasukan pemelihara perdamaian (peacekeeper). Adapun praktek pemeliharaan perdamaian (peacekeeping) yang dilakukan Indonesia sesuai dengan landasan Politik Luar Negeri RI (Polugri). Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta historis dimana pada tahun-tahun militer Indonesia tergabung dalam UNIFIL telah membangun citra positif Indonesia khususnya di Libanon. Hal tersebut berdasarkan temuan-temuan mengenai banyaknya prestasi yang diperoleh Kontingen Garuda yang dibuktikan dengan berbagai macam penghargaan baik oleh pemerintah Indonesia, pemerintah Libanon maupun Perserikatan Bangsa-bangsa sehingga menjadi kebangaan tersendiri bagi Indonesia. Namun demikian, pemerintah Indonesia sepertinya tidak lantas berpuas diri dengan prestasi yang telah dicapai oleh tentara militernya. Dengan posisi militer Indonesia yang masuk dalam lima belas besar peringkat dunia, Indonesia masih menginginkan masuk dalam posisi sepuluh besar peringkat militer dunia sehingga untuk mencapai tujuan itu pemerintah terus melakukan upaya pembenahan didalam tubuh militer, penambahan jumlah personil yang dilengkapi dengan skill, penambahan anggaran yang menyesuaikan serta menjalin kerja sama dengan aktor-aktor peacekeeping lainnya. <hr> <b>ABSTRACT</b><br> Israeli invasion to Southern Lebanon was responsed by the United Nations (UN) to make the international peace mission called UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). To prepare troops from member countries that are members of UNIFIL, the UN undertook the selection by the UN Resolution called mandate. Indonesia is one of UN members countries which is mandated by the UN after the previous UNIFIL troops only be filled by the member countries of NATO (North Atlantic Treaty Organization). A pride for Indonesia because through Tentara Nasional Indonesia (TNI) in the name of nation internationally, but it is contrast with what Indonesia’s had with alutsista is uncomplete. This study used a qualitative approach by emphasizing the study method of the ectivity that occurred in South Lebanon as involving Indonesian peacekeepers. The practice of maintaining peace (peacekeeping) are conducted in accordance with the foundation of Indonesian Politics of Foreign Affairs (Polugri), Concept of Military Operations Other Than War (MOOTW) and defensive military doctrine and form of implementation of International Cooperation. This study was conducted based on the historical facts in the years in which the Indonesian military have joined the UNIFIL build a positive image of Indonesia, especially in Lebanon. It is based on the findings of the many achievements in Garuda Contingent as evidenced by the various awards by the Indonesian government, the Lebanese government and the United Nations so that it becomes a moment of pride for Indonesia. However, the Indonesian government seems not necessarily satisfied with the achievements by military troops. By entering the Indonesian military position in the world rankings fifteen, Indonesia still wanted inside the top ten world ranking military so as to achieve the purpose that the government continues to make efforts to reform the military in the body, increasing the number of personnel who are equipped with skills, adding adjust budget and collaborate with other peacekeeping actors.