Pengaruh milling dan pemanasan terhadap sifat magnet strontium ferrite
Format: | Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358022-S-Hasbiyallah.pdf |
Daftar Isi:
- [Sampel penelitian adalah sampah industri baja Neomax di Jepang dengan basis ferrite. Identifikasi fase dengan XRD dan XRF memperlihatkan bahwa sampel merupakan senyawa strontium ferrite SrO.6Fe 2O3 fasa tunggal. Kurva XRD menunjukkan waktu milling 5, 10 dan 20 jam tidak signifikan terlihat perubahannya. Mikrograf SEM menunjukkan semakin lama waktu milling jumlah porositas (pori) semakin berkurang dan proses sintering telah memadatkan butiran -butiran grain kristal. Perbandingan Histerisis PERMAGRAPH menunjukkan milling dengan waktu yang lebih lama dan sintering dengan waktu yang lebih lama pada suhu sekitar 1000oC – 1300oC (dibawah titik leleh Fe) dapat meningkatkan nilai remanen magnetisasi Br, dengan kecenderungan nilai koersivitas Hc relatif tetap atau turun dalam batas tertentu., Research sample is Neomax steel industry waste in Japan with ferrite basic. Phase identification with XRD and XRF show that sample used was single-phase compound of strontium ferrite SrO.6Fe2O3 . XRD curve showed milling time 5, 10 and 20 hour are not significantly seen changed. SEM micrograph showed the longer milling time decreasing porosity and sintering process has solidized crystal grain. PERMAGRAPH hysteresis comparation showed longer milling time and longer sintering time with temperature about 1000oC – 1300oC (under Fe melting point) can increase magnetization remanence value Br, with coercivity value Hc relatively tend to steady or decrease in current range .]