Analisis hukum terhadap patentabilitas invensi di bidang farmasi yang mengandung sifat "Evergreening" studi kasus Putusan Mahkamah Agung India nomor 2706-2716 of 2013 dalam perkara Novartis Ag melawan Union of India = Legal analysis of patentability of pharmaceutical invention which contains "Evergreening" properties : case study of the Indian Supreme Court Decision number 2706-2716 of 2013 in case Novartis Ag versus Union of India / Angga Wijaya HF

Main Author: Angga Wijaya HF, author
Format: Masters Bachelors
Terbitan: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2013
Subjects:
Online Access: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20349096-T35932-Angga Wijaya HF.pdf
Daftar Isi:
  • <b>ABSTRAK</b><br> Tesis ini membahas patentabilitas invensi di bidang farmasi yang mengandung sifat “evergreening” berdasarkan Putusan Mahkamah Agung India dalam perkara Novartis Melawan Union of India. Sifat “evergreening” yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah praktik permohonan paten atas invensi di bidang farmasi atau obat-obatan yang merupakan hasil modifikasi minor yang bersifat tidak signifikan dibandingkan dengan invensi sejenis sebelumnya. Tujuan utama hal tersebut adalah untuk memperpanjang jangka waktu perlindungan paten yang berimplikasi pada meningkatnya harga jual obat di pasaran. Penelitian ini penting karena permasalahan praktik paten “evergreening” ini berimplikasi pada menghalangi tujuan keberadaan paten sebagai alat diseminasi ilmu pengetahuan karena praktik ini memperpanjang jangka waktu kepemilikan hak monopoli temporer dari paten, dan juga berpotensi menghambat kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan karena menghalangi akses masyarakat kepada obatan-obatan dengan harga terjangkau. Penelitian ini menggunakan metode perbandingan. Metode penelitian tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan karakteristik aturan syarat patentabilitas invensi antara UU Paten India dengan TRIPs dan UU Paten Indonesia. Perbedaan karakteristik inilah yang mengakibatkan India telah mengantisipasi pengaturan syarat patentabilitas invensi yang mengecualikan paten untuk invensi yang mengandung sifat “evergreening” dengan menerapkan standar syarat patentabilitas yang tinggi dibandingkan dengan UU Paten Indonesia. Ketiadaan antisipasi pengaturan di dalam UU Paten Indonesia ini yang untuk kemudian dicari solusinya, sehingga penulisan ini tidak hanya bermanfaat dalam tataran pengembangan teoritis tetapi juga bermanfaat bagi Pemerintah Indonesia dalam menyusun aturan hukum yang substansinya mengantisipasi pengaturan yang mencegah praktik paten “evergreening” di Indonesia. <hr> <b>ABSTRACT</b><br> This thesis discusses the patentability of pharmaceutical inventions that contains "evergreening" properties by the Indian Supreme Court decision in the case Novartis AG versus Union of India. The meaning of "evergreening" in this research is the practice of patent applications in the fields of pharmaceuticals or drugs which is the result of invention minor modifications that are insignificant compared with previous similar invention. The main purpose of it is to extend the term of patent protection that has implications for increasing the selling price of the drug on the market. This study is important because it concerns the practice of patent "evergreening" which implies hinder the existence of patent as a tool of dissemination of knowledge, and also potentially hinder the welfare of society in the field of public health for blocking access to medicines drugs at affordable prices. The writer uses comparison method. The research method used to determine differences in the characteristics of the invention patentability requirement rules between the Indian Patents Act with TRIPS and the Indonesia Patent Law. This differences characteristic has resulted that India had anticipated setting requirements to exclude the patentability of inventions that contain properties "evergreening" by applying higher standard of patentability requirements than the Indonesian Patent Law. The absence of regulation in anticipation of the Patent Law of Indonesia is to then find the solution, so the writing is not only useful in the development of a theoretical level but also beneficial to the Government of Indonesia in developing the rule of law which substantially prevents patent "evergreening" practice in Indonesia.