Analisis Koizumi Doctrine dalam konteks persaingan Jepang dengan Cina di ASEAN = The Koizumi Doctrine analysis of Japan China rivalry in Association of Southeast Asia Nation
Main Authors: | Melati Patria Indrayani, author, Add author: Syamsul Hadi, supervisor, Add author: Manurung, Sudung M., supervisor, Add author: Noerhadi Magetsari, examiner |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://lib.ui.ac.id/detail?id=20341284 |
Daftar Isi:
- <b>ABSTRAK</b><br> Tesis ini membahas mengenai kebijakan Koizumi Doctrine yang dikeluarkan pada tahun 2002 oleh Jepang dua bulan setelah negara-negara ASEAN menyepakati suatu peijanjian kerjasama dengan Cina di tahun 2001 mengenai FTA. Baik Jepang maupun Cina memiliki sejarah hubungan yang kurang baik sehingga situasi ini juga mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara yang mereka keluarkan sebagai implikasi dari kepentingan nasional masing-masing negara. Berdasarkan hubungan dan sejarah yang kurang baik dari Jepang dan Cina maka terciptalah suatu bentuk persaingan yang merupakan wujud dan upaya Jepang dan Cina di dalam memperoleh power di dunia. Salah satu cara untuk mencapai kekuatan ini, baik Jepang maupun Cina mencoba untuk memperluas dan mempertahankan pengaruh (influence) mereka di ASEAN. Jepang yang tadinya sudah memiliki kekuatan dengan memimpin perekonomian di ASEAN pasca PD II, di tahun 2000an harus menghadapi saingan baru yakni Cina. <hr> <b>Abstract</b><br> The focus of this study is about a doctrine that made by the Japan Government called The Koizumi Doctrine that release in 2002) exactly two months after the ASEAN countries made a partnership with China's Government called the FTA (Free Trade Area) in 2001. Japan and China have a history in their relationship that not quite good. Basically both nations tried to make a better statement in the world based on their national interest. Based on their long relationship that not going well through the times between Japan and China come up with a rivalry where both nations want to have more power by given their influence as the economic leader in ASEAN. Japan was had that position before, but after tho year of 2000, China became much powerful nation and tried to also spread their influence in ASEAN. Facing this situation, means, Japan meet has to face his rivalry, China.