Perilaku ODHA dalam pencegahan penularan lebih lanjut HIV/AIDS, klien klinik IMS Pondok Sehati di Kabupaten Bekasi tahun 2007
Format: | Masters Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20340997-T32469-silowati.pdf |
Daftar Isi:
- Penularan HIV/AIDS berkaltan erat dengan faktor sosial manusia yaitu perilaku. Dua perilaku yang erat kaitannya dengan kejadian peningkatan kasus berisiko HIV ndalnh perilaku pcnggunmm Jarum suntik tidak steril pada penasun dan perilaku sekksual berisiko baik homnseksual atau heteroseksual yang tidak menggunaknn pencegahan. Upaya penccgahan yang dilakukan berkaitan dengan penularan tersebut adaiah penggunnan Jarum tidak secara bersama alau berbcnti sama sckali, dan pcmakuian kondom. Tiga kelompok sasaran pencegahan penularan HIV/AIDS adalah kelompok rentan tertular HIV, keiompok risiko tertular HIV. dan kelompok tertular atau orang dengsn HIV/AIDS (ODHA) PeneHtian ini dltakukan untuk mendapatkan gamPatan perilaKu ODHA dalam pencegahAN penularan leBih lanjut HIV/AIDS, yang terjadi klien pada klinik IMS Pondok Sehati Kabupaten Bekasi, Desain penelitian yang digwtakan adalah desain penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam dan telaah dokumen. lnforman penelitian melibatkan 9 (sembilan) orang ODHA yang terdaftar dalam medical record klinik IMS Pondok Sehuti dan 5 orang petugas pada klinik IMS Pondok Sehati yang memberjkan pelayanan !angsur.g pada klien. Lama penelitian diiakukan selama 5 minggu pada bulan November dan Dcsember 2007, Informan ODHA pada penelitian ini mempunyai berbagai latar belakang cara penularan, yaitu melului hubungan homoseksual pnda waria. hubungan heteroseks:ual pada pasanga11 suami istri, hubungan heteroseksual pada pelanggan WPS, dan melaiui jarum suntik pada pcnasun. Hasil tcmuan dari pcnclitian ini dapat menjelaskan bahwa, faktor ketergantungan penasun pada narkoba. mcmbuat sulutnya seorang pcnosun berhcenti mengkonsumsi narkoba terscl:<m, dan ini berpcngaruh pada penggunaan jarum, yang daiam keadaan sakau (adiksi) seseorung sulit untuk berpikir sehat terrnasuk berpikir untuk menggunakan jarum tidak bcrsama. Sedangkan perilaku penggunaan kondcm pada PSK waria dapat disimpulkan bahwn upciya waria untuk pemakaian kondom saat malakukan perilaku seks sudah ada, tctapi mereka menjadi tidak menggunakan kondom karena tuntutan pelangganya. Dari 9 orang informan pada pcnelitiau ini, memberikan gambaran bahwa rantai penularan yang terjadi tidak hanya diantara kelompok yang berperilaku risiko tertular H!V, tetapi sudah meluas pada kelonpok ibu rumah tangga dan bayi. Temuan lain adalah, sebahagian ODHA melakukan test B'V lebih dari satu kali. ODHA yang mengetahui positif HIV lama, memiliki pengetahuan lebih balk dibanding dcngan ODHA yang mengetahui positif HIV relatif baru. Demikian juga ODHA yang ikut bcrgabung dnlam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS), memiliki pengetahuan dan stats mental yang lebih balk dibandingkan dengan ODHA yang tidak tergabung dalam KDS. Dukungan pasangan dan keluarga terhadap ODHA, relatif masih kurang. Hal ini disebabkan karena ODHA merahasiakan status HIVnya kepada keluarga. Dalam penggunaan fasilitas kesehatan, ODHA wemilib Klinik dibandingkan dengan Rumah Sakit, karena dianggapnya lebih cepat dan lebih spesifik. Upaya peneegahan penularan HIV, selain meningkatkan pengetahuan ODHA melalui konseling dan pendampingan, diperlukan juga pendekatan khusus paCa ODHA yang menyentuh rasa kemanusiaa.Mya, agar lebih peduli pada o:nng lain agar mereka tidak menularkan HIV11-ya. Selain itu perlu peningkatan pengetahuan pada kelompok risiko tinggi tertular HIV atau masyarakat umum meialui konseling dan promosi kesehatan terutama kelompok remaja yang rentan terhadap narkoba, Memfasilitasi pembentukan KDS, sebagal wadah ODHA akan sangat efektif dalam meningkatkan kualitas hid up ODHA. <hr> <b>Abstract</b><br> HIV infection had a very tight correlation with behavior as human social factor. Twobehavior~ that had correlation the most with HIV rale increasing arc needle use in injecting drugusers and unprotected sexual behavior both in homosexuals and heterosexuals. The prevention for these kinds of infection is unshared needle use and condom usc. Three target groups for HIV infection prevention arc orphans. high risk group, and infcted people or people Jiving with HlV/AIDS. The object of this study was to get any description about people living \With HIV/AIDs behavior in advance infection prevention for Pom1ok Sehati STI clinic's clients in Bekasi District. The study design used was qualitative by using in~depth interview as methods of data collection and document review. Nine people Jiving with HIV/AlDS as clients listed in Pondok Sehati STI clinic' medical record and 5 health officers that gave direct client care at the same clinic involved in this study. The study was conduct.:!d in 5 weeks on November and December 2007. The people living with HIV/AIDS as informants in this study came from various infection background, including homosexual. heterosexual in spouses, heterosexual in costumers of sexual commercial \Worker. and by sharing needle in Injecting Drug Users (IDl?~). The study result. shows that some infected people did the HlV test rr:ore than once. This study also found different knowledge status about H!V/A:DS depend on the time of the informant's knew their HIV status. The later they knew about the HlV status, the worse their knowledge. The knowledge and mental they got much more positive because of their activity in peer support group, Lack of spouse~ support ond family support relatively, because of the infected people keep the information about his/hcr l HV status m~ his/h(:r own secret. In the utility of health facility, they choose clinic. To hand over the infection prevention ofHIV, beside counseling and support to increase their knowledge, we need special approach to touch their feeling ofhumanisrr. more caring to other people in order to not infect their: HlV to other people. AnJ also we still need knowledge improvement for the high risk group and general people by counseling and health promotion especially to teenagers because of their risk to get involve with drugs. Facilitating support group establishment as an effective place for infected people to empower and increase their quality of life