Uji aktivitas penghambatan xantin oksidase ekstrak etanol 80% dari beberapa tanaman famili combretaceae, lauraceae, lythraceae, oxalidaceae, piperaceae, plumbaginaceae, dan smilacaceae

Main Author: Anggita Widuri, author
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2011
Subjects:
Online Access: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20292382-S1466-Uji aktivitas.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20292382-
Daftar Isi:
  • Hiperurisemia dapat disebabkan oleh produksi berlebih dan kurangnya ekskresi asam urat dalam tubuh. Xantin oksidase adalah enzim yang memiliki peran mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanaman obat yang memiliki aktivitas penghambatan xantin oksidase dan mengidentifikasi golongan senyawa kimianya. Metode yang digunakan adalah Continous Spectrophotometric Rate Determination. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Dengan uji aktivitas penghambatan xantin oksidase didapatkan ekstrak yang memiliki aktvitas penghambatan, yaitu ekstrak herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth), ekstrak daun blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), ekstrak daun sirih (Piper betle L.), dan ekstrak kulit kayu kayu manis (Cinnamomum burmannii Nees ex Blume) yang memiliki nilai IC50 berturut-turut 2621,07 ppm, 1149,113 ppm, 245,30 ppm, dan 1294,58 ppm. Identifikasi kimia pada ekstrak herba suruhan menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Pada ekstrak daun belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Pada eksktrak daun sirih hijau mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan antrakuinon. Pada ekstrak kulit kayu manis mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin. <i>Hyperuricemia could happen because of overproduction and/or underexcretion of uric acid in the body. Xanthine oxidase is an enzyme that plays a role in catalyzing the oxidation hypoxanthine and xanthine into uric acid. The purpose of this study is to find medicinal plants which have inhibited the xanthine oxidase activity and identification the chemical contain. The method used to test the inhibitory activity of the xanthine oxidase is a Continous Spectrophotometric Rate Determination. The simplisia powder was extracted by reflux using 80% ethanol solvent. The result of this study showed that suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) herb extract, blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) leave extract, sirih (Piper betle L.) leave extract, and kayu manis (Cinnamomum burmannii Nees ex Blume) bark extract has IC50 value 2621,07 ppm, 1149,113 ppm, 245,30 ppm, dan 1294,58 ppm respectively. Chemical identification in suruhan herb extract is alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and glycosides. Blimbing wuluh leave extract is contain flavonoids, tannins, and saponins. Sirih hijau leave extract contain alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and anthraquinones, while kayu manis bark extract showed alkaloids, flavonoids, tannins, saponins.</i>