Persepsi terhadap bentuk perkawinan yang diinginkan pada golongan usia dewasa muda (Studi eksploratif terhadap mahasiswa-mahasiswi Universitas Indonesia berdasarkan harapan peran dalam perkawinan menurut peran jenis kelamin)

Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 1998
Subjects:
Online Access: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20286754-S2579-Andri Ishariadi.pdf
Daftar Isi:
  • Globalisasi terjadi di segala bidang, termasuk institusi perkawinan terkena era globalisasi ini. Bentuk perkawinan non-tradisional semakin berkembang dalam masyarakat. Hal yang menarik untuk diteliti dalam hal ini adalah bagaimana persepsi golongan usia dewasa muda terhadap bentuk perkawinan yang mereka inginkan. <br><br> Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bersifat eksploratif yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejaia tertentu atau mendapatkan ide-ide baru mengenai gejala itu dengan maksud untuk merumuskan masalahnya secara lebih terperinci atau untuk mengembangkan hipotesa. (Koentjaraningrat, 1985). Penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana persepsi golongan usia dewasa muda terhadap bentuk perkawinan yang diinginkan. <br><br> Beberapa tokoh membagi bentuk perkawinan ke dalam beberapa kategori, seperti Turner & Helms (1982) membagi bentuk perkawinan ke dalam 3 kategori, yaitu tradisional marriage, companionship marriage dan collegial marriage. Sementara Unger & Crawford (1992) menggambarkan bentuk perkawinan yang berkembang saat ini menjadi 3 kategori, yaitu tradisional marriage, modern marriage dan egalitarian marriage. Dalam penelitian bentuk perkawinan dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu bentuk perkawinan Tradisional dan bentuk perkawinan Non-Tradisional. <br><br> Melalui perhitungan dan analisa terhadap data-data yang diperoleh dari para subyek penelitian, diperoleh hasil bahwa bentuk perkawinan yang diinginkan adalah bentuk perkawinan non-tradisional dengan tidak ada perbedaan antara subyek pria dan subyek wanita. Pada penelitian ini dapat dilihat tugas-tugas khas suami, istri dan tugas-tugas yang diasosiasikan kepada suami dan istri. Selain itu dapat diketahui juga alasan-alasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi subyek penelitian dalam pemilihan bentuk perkawinan yang diinginkan. Hasil-hasil penelitian tersebut memberikan suatu kesimpulan bahwa persepsi golongan usia dewasa muda terhadap bentuk perkawinan non-tradisional, yang menekankan pada kesetaraan (equity) dalam perkawinan, memiliki pengecualian terutama pada pekerjaan rumah tangga (domestik), bekerja karir atau bekerja non-karir, pengasuhan anak dan status pria sebagai suami dalam rumah tangga. <br><br> Penelitian ini diakui oleh penulis masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan-masukan dan saran-saran yang konstruktif sangat dibutuhkan bagi penelitian ini dan tentunya juga bagi perkembangan ilmu psikologi pada umumnya.