Karakteristik tegangan-regangan tanah gambut Pontianak (Kal-Bar) dan Duri (Riau) dengan uji triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainasi
Format: | Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
, 1996
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20239015-S34567-Setiadi.pdf |
Daftar Isi:
- Tanah gambut atau yang lebih dikenal dengan peat di Indonesia tersebar terutama di Kaiimantan, lrian Jaya dan Sumatera dengan ketebalan yang bervariasi antara 1.00 - 6.00 meter, dan luasnya menempali urutan kelima dari seluruh negara yang mempunyai lahan gambui. Beberapa sifat dari tanah gambut adalah sifatnya yang mempunyai kadar organik dan air yang tinggi. Karena sifat yang demikian inilah, maka tanah gambut dapat dikatakan memiliki kemampuan daya dukung yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi. Di dalam dunia konstruksi tanah gambut rnerupakan jenis tanah yang jelek jika digunakan sebagai Iandasan bagi struktur di alasnya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Stress Path (jalur tegangan). Pada dasarnya metode ini adalah untuk menentukan variasi tegangan, regangan untuk suatu elemen tanah dari kondisi yang sesungguhnya. Dengan metode ini kita dapat mengetahui sejarah perubahan tegangan yang terjadi dari sampel yang diuji. Prinsip dasar dan metode ini adalah bahwa suatu massa tanah tiap elemennya mengalami perubahan kondisi tegangan akibat beban yang bekerja yang bekerja di atasnya atau karena faktor-faktor Iain. Perubahan yang terjadi diantaranya terjadi pada air pori. Dengan metode ini dapat diberikan representasi yang berkesinambungan tentang perubahan tersebut. Dengan metode ini juga dapat diramalkan perubahan tegangan, regangan yang terjadi pada tanah. Pemodelan tegangan, regangan dimungkinkan menjadi lebih realistis. Sebelum metode ini terdapat metode lain dalam studi tegangan, regangan pada elemen tanah. Salah satunya adalah Lingkaran Mohr yang menggambarkan tegangan nomnal dan geser yang tenjadi pada tanah. Namun dengan metode ini akan menjadi sangat membingungkan jika kita hanya menggunakan satu sampel uji. Hal ini karena selubung keruntuhan yang tergambar akan menjadi tidak jelas letaknya. Sehingga parameter-parameter kekuatan geser dari sampei uji menjadi tidak tepat. Penggambaran tersebut akan menjadi jelas, jika Iingkaran yang tergambar diganti dengan titik-titik yang dihubungkan dengan suatu garis lurus yang menghubungkan titik-titik tegangan yang relevan. Pengujian yang dilakukan adalah uji triaksial terkonsolidasi dan tidak trdrainasi Uji triaksial merupakan uji kekualan geser yang paling sering digunakan, karena cocok untuk semua jenis ianah. Keuntungannya adalah bahwa pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila diperlukan tanah jenuh dengan permeabilitas randah dapat dibuat terkonsolidasi. Uji triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainasi dilakukan dengan cara memberikan tagangan normal pada sampel tanah yang diuji, sementara air pori masih diperbolehkan mengalir sampai terjadi konsolidasi, dimana sudah tidak Iagi terjadi perubahan volume pada sampel uji. Kemudian jaian air dilutup dan sampel diberikan tegangan geser secara tertutup (undrained). Tegangan normal masih tetap bekerja. Biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser diberikan