Pengelolaan Perpustakaan Khusus oleh One-Person Librarian di 5 Perpustakaan Khusus di Jakarta
Main Authors: | Rachmi Yamini, author, Add author: Sulistyo Basuki, supervisor |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=20159939 |
Daftar Isi:
- Penelitian mengenai pengelolaan perpustakaan khusus oleh one-person librarian telah dilakukan di Perpustakaan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Perpustakaan PB & Co., Perpustakaan PT Lautan Luas Tbk., Perpustakaan Firma Hukum Melanita & Partners, dan Perpustakaan Helen Keller International Indonesia dari bulan Januari hingga bulan Juni 2007. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan dan menguraikan alasan apa saja yang menyebabkan adanya one-person librarian di perpustakaan; kegiatan pengelolaan perpustakaan khusus yang dilakukan oleh one-person librarian meliputi pemberdayaan koleksi, layanan, sarana dan prasarana, profesionalisme pustakawan, dan sumber daya finansial; kendala yang dihadapi oleh one-person librarian dalam mengelola perpustakaan khusus tersebut; dan keuntungan serta kerugian one-person librarian dalam pengelolaan perpustakaan khusus. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap one-person librarian. Kriteria pemilihan informan dan analisis penelitian dijelaskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang adanya one-person librarian di 5 perpustakaan khusus adalah kebijakan manajemen yang menganggap seorang pustakawan cukup untuk mengelola perpustakaan dan keadaan keuangan organisasi induk yang kurang baik. Pengelolaan yang dilakukan oleh one-person librarian di 5 perpustakaan khusus tersebut umumnya kurang berjalan dengan baik, terutama karena keterbatasan waktu dan tenaga one-person librarian sehingga pengelolaan perpustakaan dirasa kurang maksimal. Kendala yang dirasakan oleh one-person librarian dalam mengelola 5 perpustakaan khusus tersebut adalah terbatasnya waktu, tenaga, anggaran, dan pengetahuan one-person librarian mengenai subjek khusus organisasi induknya. Keuntungan utama yang dirasakan 5 orang one-person librarian dalam mengelola perpustakaan khusus tersebut adalah kebebasan dalam mengembangkan perpustakaan. Keuntungan bagi organisasi induk adalah pengurangan anggaran untuk gaji pustakawan. Kerugian yang dirasakan one-person librarian adalah banyaknya pekerjaan yang sifatnya teknis yang sering tertunda atau terbengkalai. Selain itu, pengelolaan perpustakaan secara umum menjadi kurang maksimal. Dalam mengelola perpustakaan, one-person librarian hendaknya menerapkan unsur-unsur manajemen perpustakaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (evaluasi); melakukan pendidikan pemakai untuk pengguna perpustakaan; dan membuat jadwal tugas harian.