Efek suplementasi ion zinc pada pengobatan tuberculosis paru terhadap perubahan P 100 latensi VEP

Format: Masters Bachelors
Terbitan: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2006
Subjects:
Online Access: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/108079-T-pdf-Efek suplementasi.pdf
Daftar Isi:
  • [Tujuan: Mendeteksi perubahan kerusakan saraf optik pada penderita TB paru yang diterapi dengan Etambutol setelah diberikan suplementasi ion Zinc peroral . Desain: Uji klinik eksperimental secara aeak dan tersamar ganda. Metode: duapuluh dua penderita tuberkulosis paru dengan anti tuberkulosis mendapatkan suplementasi 20 mg ion Zinc (kelompok perlakuan) begitupula duapuluh dua penderita tuberkulosis pare mendapatkan anti tuberkulosis dan placebo (kelompok kontrol) satu kali sehari selama 4 minggu. Pemeriksaan P 100 latensi VEP dilakukan pra dan paska suplementasi. Hasil: Pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan bermakna pada variabel usia, jenis kelamin dan VEP awal. Sehingga kedua kelompok setara untuk dibandingkan. Sebesar 18 penderita (81,8%) pada kelompok kontrol dan hanya sebesar 5 penderita (22,7%) pada kelompok perlakuan mengalami perubahan nilai P 100 latensi abnormal (p< 0.05). Rerata perubahan nilai P 100 latensi abnormal pada kelompok perlakuan sebesar 4.15 + 1.18 msec dan pads kelompok kontrol sebesar 5.21 ± 1.49 rnsec (p< 0.05). Kesimpulan: VEP dapat mendeteksi neuropati optik subklinis sehingga dapat dipakai sebagai alat ukur memonitor efek toksik dari anti tuberkulosis. Suplementasi Ion Zinc mampu berperan sebagai neuroproteksi terhadap efek toksik Etambutol. , Objective: To detect optic nerve changes in patients with pulmonary tuberculosis treated with Etambutol and ion Zinc supplementation orally. Design: Randomized, double blind experimental clinical trial. Methods: Twenty two tuberculosis pulmonary patients treated with anti tuberculosis and 20 mg ion Zinc (subject group) while other twenty two patients were treated with anti tuberculosis and placebo (control group) once daily for 4 weeks. P 100 latency examination was done before and after the treatment. Result: There were no significant difference on both groups in age,gender, and early VEP examination. Both groups can be compare statistically. Eighteen patients (81.8%) of the control group and only 5 patients (22.7%) of the subject group resulted abnormal changes on P 100 latency ( p< 0.05). In the subject group, the abnormal mean of P 100 latency was 4.15 + 118 msec and in the control group was 5.21 + 1.49 rnsec ( p<0.05) Conclusion: VEP could be use to detect subclinic optic neuropathy in monitoring anti tuberculosis toxic effect. Ion Zinc supplementation could be use as neuroprotector to the Ethambutol toxic effect. ]