Daur ulang limbah menuju konsumerisme hijau: studi kasus program PEDULI 92 di Jakarta = Waste recycling towards green consumerism: a case study on PEDULI 92 program in Jakarta
Main Authors: | Erna Witoelar, author, Add author: Mohammad Soerjani, examiner, Add author: Emil Salim, supervisor, Add author: Riga Adiwoso Soeprapto, supervisor |
---|---|
Format: | Masters Bachelors |
Terbitan: |
, 1993
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=100600 |
Daftar Isi:
- <b>Ringkasan</b><br> Permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi manusia semakin banyak, Iuas, dan kompleks, karenanya semakin mendesak pula peningkatan partisipasi semua orang dalam pemecahan masalahnya. Solusi Iingkungan tidak saja harus Iebih holistik, juga perlu ditangani secara Iintas wilayah/negara, lintas sektoral, Iintas disiplin llmu, dan oleh seluruh Iapisan masyarakat. Tanggung jawab lingkungan tidak saja global, nasional, lokal dan komunal, melainkan juga sudah harus disertai tanggung jawab perorangan. <br><br> Konsumerisme hijau adalah suatu fenomena sosial yang tumbuh dengan pesat pada dekade 1980an sebagai artikulasi tanggung iawab perorangan tersebut. Dalam fungsinya sebagai konsumen, semua orang mempunyai hak atas Iingkungan hidup yang bersih dan sehat. Selain itu semua konsumen juga mempunyai tanggung jawab akan dampak konsumsinya terhadap kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan. <br><br> Tanggung jawab konsumen ini dapat diartikulasikannya dalam kegiatan yang secara populer disebut 4R, yaitu reuse (penggunaan kembali), recycle (daur ulang), reduce (pengurangan konsumsi) dan replace (mengganti konsumsi dengan yang lebih ramah lingkungan). Dilaksanakan oleh banyak orang, 4R dapat mendorong peningkatan tanggung jawab lingkungan para produsen. <br><br> Di Indonesia, proses daur ulang limbah secara tradisional telah berlangsung cukup Iama. Program PEDULl 92 yang diprakarsai Dana Mitra Lingkungan di Jakarta mencoba melalui berbagai intervensi meningkatkan kondisi dan kemampuan para pelapak (penampung limbah dari pemulung) dan bandar (penampung dari pekapak) untuk mengelola limbah daur ulang lebih baik. <br><br> Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan intervensi seperti Program PEDULI 92 dapat ditingkatkan kuantitas dan kualitas Iimbah yang didaur ulang. lngin diketahui apakah dalam jangka panjang adanya intervensi semacam ini ini beban lingkungan dapat dikurangi, penghasilan pemulung dapat ditingkatkan sebagai upaya mengangkat kemiskinan, dan daur ulang limbah dapat menjadi titik masuk pengembangan konsumerisme hijau di Indonesia. <br><br> Penelitian dilakukan terhadap 109 responden pelapak dengan sampling secara acak dan proporsional berdasarkan distribusi populasi di 5 wilayah DKI Jakarta. Penelitian berbentuk wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung. Juga diadakan penelitian retrospektif dengan menelaah dokumen-dokumen yang ada serta studi literatur mengenai konsumerisme hijau dan daur ulang di berbagai negara. <hr> <b>Abstract</b><br> Environmental problems facing humankind have become more diverse and complicated, demanding increased popular participation in implementing solutions. The solutions should be approached not only holistically, but also : cross-sectoral, transending national boundaries as well as scientific disciplines and at all levels of community. There should be individual responsibility as well as global, national, local, and communal concerns to deal with the issues. <br><br> Green consumerism is a social phenomena that emerged rapidly in the 80s as articulation of this individual responsibility. As consumers, everybody has the right to a clean and healthy environment. At the same time everybody has responsibility for the impacts of consumption that could lead to the deterioration of environmental quality. <br><br> The consumers' responsibility can be articulated into their daily activities, which is popularly known as 4R (reuse, recycle, reduce, and replace). If implemented by a substantial numbers of people, 4R can certainly push environmental responsibility of producers. <br><br> ln Indonesia, traditional waste recycling processes has been present for a long time. PEDULI 92 Program which was initiated by Dana Mitra Lingkungan in Jakarta, through various means endeavours to improve conditions and capabilities of the pelapak (a person who collects waste from scavengers) and bandar (a person who collects waste from pelapaksl in managing waste recycling). <br><br> The main objective of this research is to observe whether the intervention of a program such as PEDULI 92 in traditional waste recycling processes can increase the quality and quantity of waste to be recycled. lt is also to ascertain whether in the long run this intervention can reduce environmental burden & increase scavengers' income to improve their quality of life; and whether waste recycling can become the entry point of green consumerism in Indonesia. <br><br> This research involved 109 pelapaks using purposive proportional size sampling, based on scavengers' population distribution in 5 municipalities of Jakarta.