PENGARUH VARIASI PROSES PENGGUNAAN KITOSAN TERHADAP SIFAT ANTIBAKTERI KULIT DOMBA TERSAMAK NABATI

Main Authors: Mustafidah Udkhiyati, -, Nur Mutia Rosiati, -, Fitrilia Silvianti, -, Wijayanti, -, Rezal Oktabriandi, -
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: Politeknik ATK , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.atk.ac.id/955/1/Laporan%20Variasi%20Metode%20%28Kitosan%29-Mustafidah.pdf
http://repository.atk.ac.id/955/
http://repository.atk.ac.id
Daftar Isi:
  • Salah satu alasan industri penyamakan kulit disebut sebagai “waste basket industry” adalah penggunaan bahan penyamak krom yang bersifat toksik bagi lingkungan dan kesehatan, terutama akibat perubahan Cr(III) menjadi Cr(VI). Alternatif proses penyamakan yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan bahan penyamak nabati. Melimpahnya gugus hidroksil (-OH) dari kulit samak nabati mengakibatkan meningkatnya kelembaban kulit sehingga perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat kulit domba samak nabati bersifat antibakteri dengan menggunakan kitosan sebagai agen antibakteri. Kitosan dapat bersumber dari udang yang merupakan sumber daya laut melimpah di Indonesia. Pelapisan kulit domba samak nabati dilakukan dengan metode impregnasi dalam drum dan metode spray. Penelitian ini mempelajari pengaruh konsentrasi kitosan pada metode impregnasi dalam drum dan metode spray. Hasil menunjukan bahwa penggunaan 1% kitosan dengan metode spraying cenderung lebih efektif dalam meningkatkan sifat antibakteri kulit domba samak nabati. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kulit kontrol dengan kulit samak termodifikasi kitosan. Namun demikian vibrasi ulur O−H dan N−H semakin melebar pada kulit yang dimodifikasi dengan kitosan.