PERKEMBANGAN KESENIAN WAYANG GANTUNG DI KALANGAN ETNIS TIONHOA KOTA SINGKAWANG
Main Authors: | Yuda, Nurul, Nandar, Ismu, Sanulita, Henny |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
, 2014
|
Online Access: |
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/6388 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/6388/6584 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/downloadSuppFile/6388/539 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/downloadSuppFile/6388/540 |
Daftar Isi:
- Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sejarah perkembangan dan proses pertunjukan kesenian wayang gantung dikalangan etnis Tionghoa Kota Singkawang. Metode penelitian ini adalah deskriptif, berbentuk kualitatif dengan pendekatan antropologi tari. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini: (1) Sejarah perkembangan wayang gantung di kalangan etnis Tionghoa Kota Singkawang adalah tidak terlepas dari kedatangan dan menetapnya etnis Tionghoa ke Kalimantan Barat, yakni wayang gantung diperkenalkan oleh Ajo atau A Jong pada tahun 1929. Pada zaman orde baru, pertunjukkan wayang gantung mengalami kemunduran karena dilarang oleh pemerintah orde baru melalui Inpres No. 14 Tahun 1967. Pasca reformasi ketentuan tersebut dicabut,wayang gantung Kota Singkawang dapat kembali eksis seperti sedia kala; dan (2) Proses pertunjukkan kesenian wayang gantung di kalangan etnis Tionghoa Kota Singkawang melalui beberapa tahap antara lain melakukan ritual sebelum pertunjukkan, pelaksanaan pentas, dan ritual penutup. Kata Kunci: perkembangan kesenian, wayang Gantung, dan etnis Tionghoa Abstract:The purpose of this reserch is to describe historical development and the process of puppet art show hanging Singkawang among ethnic Chinese. The research methods is descriptive, qualitative shaped with the approach of dance anthropology. Techniques and tools of data collection using observations, interviews, and documentation. The results of this study: (1) The history of puppets hanging among ethnic Chinese Singkawang is not independent of the arrival and persistence of ethnic Chinese into West Kalimantan, which was introduced by the puppet hanging Ajo or A Jong in 1929. In the new order, hanging puppet shows decline since banned by the New Order government through Presidential Decree No. 14 of 1967. Post-reform such provision is revoked, the puppet hanging back Singkawang can exist as usual; and (2) performing arts puppet hanging process among ethnic Chinese Singkawang through several stages, among others, performing a ritual before the show, the implementation stage, and closing rituals. Keywords: The development of art, Hanging Puppet, and Chinese People.