PANTANG LARANG MASYARAKAT DAYAK SUNGKUNG KECAMATAN SIDING KABUPATEN BENGKAYANG (SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
Main Authors: | F11410036, Stepanus, Sulissusiawan, Ahadi, Seli, Sesilia |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
, 2014
|
Online Access: |
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5980 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5980/6063 |
Daftar Isi:
- Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna, fungsi, klasifikasi, dan kedudukan pantang larang dalam masyarakat Dayak Sungkung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, berbentuk kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pantang larang dalam masyarakat Dayak Sungkung memiliki makna terdalam. Selain memiliki makna terdalam, pantang larang dalam masyarakat Dayak Sungkung juga berfungsi sebagai ajaran sosial budaya, teguran, dan nasihat. Pantang larang dalam masyarakat Dayak Sungkung dapat diklasifikasikan berdasarkan keselamatan jiwa, waktu, tempat, jenis kelamin, pekerjaan, dan aktivitas. Sebagai satu di antara tradisi lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat membuat pantang larang memiliki kedudukan yang cukup istimewa dalam masyarakat Dayak Sungkung, yaitu sebagai penuntun hidup dan pedoman dalam melakukan sesuatu. Kata Kunci: pantang larang, Dayak Sungkung, sosiolinguistik Abstract: This study aimed to describe the meaning, function, classification, and the position of abstinence forbids the Dayak community Sungkung. This study uses descriptive, qualitative form of communication with an ethnographic approach. Based on the analysis it can be concluded that abstinence forbids the Dayak community Sungkung has the deepest meaning. In addition to having the deepest meaning, abstinence banned in the Dayak community Sungkung also serves as a social and cultural doctrine, reproof, and advice. Abstinence forbids the Dayak community Sungkung can be classified based on life safety, time, place, gender, occupation, and activity. As one of the oral tradition that grow and thrive in the community making abstinence forbids having a pretty special position in the Dayak community Sungkung, namely as a guide of life and guidance in doing something. Keywords: abstinence, Dayak Sungkung, sosiolinguistics