Daftar Isi:
  • Hipertiroid sering dikaitkan dengan perempuan, tidak terkecuali pada para perawat. Berbagai dampak negatif yang timbul pada perawat dengan hipertiroid akan mengganggu aktivitasnya dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertiroid pada perawat perempuan di RS Sint Carolus Jakarta. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif dan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 100 perawat perempuan dengan menggunakan purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, DASS-42 untuk mengukur tingkat stres dan Wayne’s Index untuk mengukur kejadian hipertiroid. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 17 perawat perempuan (17%) mengalami hipertiroid, 6 perawat (6%) termasuk equivocal dan 77 perawat (77%) termasuk eutiroid. Uji statistik menggunakan Kendall’s Tau C menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan kontrasepsi hormonal (p-value=0,027), penggunaan garam beriodium (p-value=0,012) dan tingkat stres (p-value=0,013) dengan kejadian hipertiroid pada perawat perempuan di RS Sint Carolus Jakarta. Faktor lainnya yaitu usia (p value=0,172) dan merokok (p-value=0,053) menunjukkan hal yang sebaliknya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan masyarakat, khususnya perawat perempuan dapat menjauhi faktor-faktor resiko tersebut sebagai upaya pencegahan timbulnya hipertiroid. Cara pencegahan tersebut meliputi penggunaan kontrasepsi non hormonal, penggunaan garam beriodium dengan yang memenuhi standar dan mengelola stres dengan baik.