Daftar Isi:
  • Masa remaja merupakan masa meningkatnya hormon, peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya hasrat seksual. Hal ini mengakibatkan munculnya perilaku seksual berisiko seperti hamil sebelum nikah, penyakit menular seksual dan HIV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko siswa kelas X dan XI di SMA Tarakanita wilayah Jakarta dan Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan desain deskriptif kolerasional dan pendekatan cross sectional. Jumlah populasinya adalah 896 siswa dan sampel sebanyak 305 siswa yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Analisa statistik menggunakan uji Chi-Square, Kendall’S Tau B dan Kendall’S Tau C. Hasil analisa diperoleh 160 (52,5%) responden berusia 16 tahun, 168 (55,1%) siswa berjenis kelamin perempuan, 304 (99,7%) memiliki pengetahuan baik, 163 (53,4%), berada pada tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja dalam kategori baik,194 (63,6% terpapar media informasi yang mengandung pornografi dan sebanyak 169 (55,4 %) memiliki perilaku seksual yang berisiko. Hasilnya ada hubungan antara jenis kelamin (P value 0,026), media informasi (P value 0,001) dan tidak ada hubungan antara pengetahuan(P value 0,316), tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja (P value 0,317) dengan perilaku seksual berisiko di SMA Tarakanita. Berdasarkan hasil ini, diperlukan adanya pendampingan bagi siswa dalam menggunakan media informasi dan perlunya dilakukan pendampingan dalam peer group untuk upaya internalisasi pengetahuan yang mereka miliki.