Daftar Isi:
  • Preceptor merupakan perawat senior dalam unit atau ruang perawatan yang terpilih dan mendapatkan kepercayaan untuk mendampingi perawat baru atau orienti dalam waktu tertentu. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crsoss sectional. Jumlah responden sebanyak 56 perawat baru dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran orientor dengan kinerja perawat baru ( p value = 0,373 ), tidak ada hubungan yang bermakna antara peran guru dengan kinerja perawat baru ( p value = 0,373), tidak ada hubungan antara peran model peran dengan kinerja perawat baru ( p value = 0,162), tidak ada hubungan yang bermakna antara peran narasumber dengan kinerja perawat baru ( p value = 0,252 ), tidak ada hubungan bermakna antara peran konselor dengan kinerja perawat baru ( p value = 0,660 ), tidak ada hubungan yang bermakna antara peran ahli transfer pengetahuan dengan kinerja perawat baru ( p value = 0,373 ). Tidak adanya hubungan yang bermakna antara peran preceptor dengan kinerja perawat baru di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi pada penelitian ini disebabkan karena peran preceptor yang dilakukan masih belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. Perlunya keperawatan memberikan kesempatan kepada preceptor untuk memaksimalkan perannya dalam memberikan bimbingan terhadap perawat baru. Preceptor juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keterapilannya dalam melaksanakan perannya sebagai preceptor. Peran preceptor akan lebih baik dan maksimal dilaksanakan bila preceptor mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan – pelatihan sebagai modal dasar untuk meningkatkan perannya sebagai preceptor.