Daftar Isi:
  • Konflik hal yang wajar, tidak bisa dihindari dari kehidupan lingkungan sosial, maupun berorganisasi. Perawat beriteraksi dengan tenaga kesehatan lain, pasien atau keluarga pasien hal ini berpotensi menimbulkan konflik. Konflik adalah suatu kondisi yang ditimbulkan karena adanya perbedaan individu, perbedaan persepsi, nilai atau cara pandang antar individu yang berinteraksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah ada pengaruh pelatihan pengembangan kepemimpinan diri dan sumber konflik terhadap strategi penangan konflik pada perawat yang bertugas di rawat inap RS Sint Carolus Jakarta. Metode penelitian quasi eksperimental design dengan randomized pretest-posttest control group dengan 118 respoden, terdiri dari 90 responden perawatkelompok intervensi yang mendapat pelatihan dan 28 responden sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, untuk strategi penangan konflik menggunakan kuesioner Thomas,K.,(2010). Analisis hasil uji paired sample T-testsignifican pada strategi kompromi p=0,013 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan strategi penangan konflik sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, hasil uji regresi logistic multinominal significan pada rata-rata akomodasi dan rendah bersaing p=0.00 (<0.05) pada variabel sumber konflik. (dampak sebesar 410,9% pada sumber konflik yang tinggi terhadap yang rendah pada rata-rata akomodasi.) Sedangkan variabel yang tidak signifikan namun mempunyai dampak yang besar yakni variabel: umur, lama kerja pada strategi rata-rata akomodasi, rendah bersaing, rendah kolaborasi dan rendah kompromi. Kesimpulan: Intervensi pelatihan kepemimpinan diri memberi dampak pada strategi penanganan konflik pada perawat pelaksana, ada perbedaan pre dan post pelatihan, sedangkan sumber konflik yang tinggi terdapat pada perbedaan persepsi.