Ruang Kuliner dan Kelas Sosial di Jakarta

Main Authors: Fajarwati, Ade Ariyani Sari, Koesoemadinata, Fabianus H., Sondakh, Sonya Indriati
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta , 2018
Subjects:
Online Access: https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/6
https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/6/48
Daftar Isi:
  • Jakarta as a metropolitan city provides various types of public space. This paper focused on culinary spaces in urban Jakarta. Food is not only basic necessity for human, it also delivers symbolic messages. Through public dining areas, we could reveal various problems regarding social class of the visitors. On this paper, we will analyze three public dining areas: Plataran Dharmawangsa, Waroeng Solo, and Warung Mbak Yati which are considered to represent the upper, middle, and lower social classes. This paper uses Bourdieu’s distinction, arena, and capital and Lefebvre’s concept of space -which is specified by Low and Smith. This paper reveals that Bourdieu’s notions explained several things about culinary spaces and social class in urban Jakarta. Sebagai kota metropolitan, Jakarta menyediakan banyak jenis ruang – dalam berbagai arti – kepada penduduknya. Ruang yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah ruang kuliner di urban Jakarta. Makanan bukan hanya kebutuhan, tetapi juga menyampaikan pesan simbolis. Dengan demikian, melalui ruang tempat makan sebagai ruang publik dapat diungkap berbagai hal terkait kelas sosial pengunjungnya. Dengan melihat tiga jenis tempat makan: Plataran Dharmawangsa, Waroeng Solo, Warung Mbak Yati yang dianggap mewakili kelas sosial atas, menengah, dan bawah, penelitian kecil ini akan mencoba mengungkap relasi tempat makan dan kelas sosial dalam masyarakat Jakarta. Analisis menggunakan pemikiran Bourdieu tentang distingsi (distinction), arena, dan kapital sementara konsep ruang didasarkan kepada Lefebvre yang dispesifikkan oleh Low dan Smith. Penelitian kecil ini mengungkap bahwa pemikiran Bourdieu menjelaskan beberapa hal tentang ruang kuliner dan kelas sosial di urban Jakarta.