Film Fiksi.: Antara Identitas Film Nasional dan Sinema Pasca-Orde Baru

Main Author: Nariswari, Fitria Sis
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta , 2018
Online Access: https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/13
https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/13/14
ctrlnum article-13
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">Film Fiksi.: Antara Identitas Film Nasional dan Sinema Pasca-Orde Baru</title><creator>Nariswari, Fitria Sis</creator><subject lang="en-US"/><description lang="en-US">he term &#x2018;national film&#x2019; has a long history, and in some circles is a subject of debate, going to the terms &#x201C;Third Cinema&#x201D; and &#x201C;First Cinema&#x201D;. The basic question with what is called &#x2018;national film&#x2019; will be discussed in this paper, by analyzing the film Fiksi. (2008). The choice of this movie is based on its director, who is a woman, and was produced after the New Order. This paper discusses how a post-New Order women-directed film tries to create a &#x2018;national film&#x2019; identity. Furthermore, the writer tries to analyze the question of women representation in the Fiksi. film or a sharp distinction between the New Order film discourse and Fiksi. This film shows a cautious approach towards the &#x2018;national film&#x2019; identity, even though it is filled with various gender and social issues. As a post-New Order cinema, this film is lucky in that it did not have to face censorship on its critique. Istilah film nasional ini pun memiliki sejarah panjang dan menjadi perdebatan di beberapa kalangan dengan mengacu pada istilah &#x201C;Sinema Ketiga&#x201D; dan &#x201C;Sinema Pertama&#x201D;. Pertanyaan mendasar dengan apa yang disebut dengan film nasional akan dibahas dalam tulisan ini dengan menganalisis film Fiksi. (2008). Pemilihan film ini juga didasari atas film yang bersutradara perempuan dan yang diproduksi pasca-Orde Baru. Tulisan ini membahas bagaimana sebuah film pasca-Orde Baru yang disutradarai perempuan berupaya untuk memiliki identitas sebagai film nasional. Selain itu, pertanyaan tentang bagaimana representasi perempuan pada film Fiksi. atau adakah perbedaan yang mencolok antara wacana film Orde Baru dan film Fiksi., terutama dalam hal representasi perempuan juga akan muncul. Film ini kemudian menunjukkan identitas sebagai film nasional yang masih gamang meskipun di dalamnya sarat isu gender dan isu-isu sosial. Sebagai sinema pasca-Orde Baru, film ini beruntung karena tidak perlu terkena sensor atas kritiknya.</description><publisher lang="en-US">Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2018-04-03</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/13</identifier><identifier>10.52969/jsu.v1i2.13</identifier><source lang="en-US">Urban: Jurnal Seni Urban; Vol 1, No.2; 195-210</source><source>2614-2767</source><source>10.52969/jsu.v1i2</source><language>eng</language><relation>https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/13/14</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2022 Urban: Jurnal Seni Urban</rights><rights lang="en-US">https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0</rights><recordID>article-13</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
File:application/pdf
File
author Nariswari, Fitria Sis
title Film Fiksi.: Antara Identitas Film Nasional dan Sinema Pasca-Orde Baru
publisher Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta
publishDate 2018
url https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/13
https://jurbalurban.pascasarjanaikj.ac.id/index.php/jurnalurban/article/view/13/14
contents he term ‘national film’ has a long history, and in some circles is a subject of debate, going to the terms “Third Cinema” and “First Cinema”. The basic question with what is called ‘national film’ will be discussed in this paper, by analyzing the film Fiksi. (2008). The choice of this movie is based on its director, who is a woman, and was produced after the New Order. This paper discusses how a post-New Order women-directed film tries to create a ‘national film’ identity. Furthermore, the writer tries to analyze the question of women representation in the Fiksi. film or a sharp distinction between the New Order film discourse and Fiksi. This film shows a cautious approach towards the ‘national film’ identity, even though it is filled with various gender and social issues. As a post-New Order cinema, this film is lucky in that it did not have to face censorship on its critique. Istilah film nasional ini pun memiliki sejarah panjang dan menjadi perdebatan di beberapa kalangan dengan mengacu pada istilah “Sinema Ketiga” dan “Sinema Pertama”. Pertanyaan mendasar dengan apa yang disebut dengan film nasional akan dibahas dalam tulisan ini dengan menganalisis film Fiksi. (2008). Pemilihan film ini juga didasari atas film yang bersutradara perempuan dan yang diproduksi pasca-Orde Baru. Tulisan ini membahas bagaimana sebuah film pasca-Orde Baru yang disutradarai perempuan berupaya untuk memiliki identitas sebagai film nasional. Selain itu, pertanyaan tentang bagaimana representasi perempuan pada film Fiksi. atau adakah perbedaan yang mencolok antara wacana film Orde Baru dan film Fiksi., terutama dalam hal representasi perempuan juga akan muncul. Film ini kemudian menunjukkan identitas sebagai film nasional yang masih gamang meskipun di dalamnya sarat isu gender dan isu-isu sosial. Sebagai sinema pasca-Orde Baru, film ini beruntung karena tidak perlu terkena sensor atas kritiknya.
id IOS17802.article-13
institution Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta
institution_id 8210
institution_type library:university
library
library Urban: Jurnal Seni Urban
library_id 5917
collection Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
repository_id 17802
subject_area Urban Communities, Cities/Masyarakat Urban, Kota, Perkotaan
Culture and Institutions/Kultur, Ilmu Budaya, Kebudayaan dan Lembaga-lembaga, Institusi
Arts/Seni, Kesenian
Humanities/Humanisme
city JAKARTA PUSAT
province DKI JAKARTA
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS17802
first_indexed 2022-10-17T05:25:14Z
last_indexed 2022-10-17T05:25:14Z
recordtype dc
_version_ 1746928760506023936
score 17.538404