Daftar Isi:
  • Limbah cair industri tahu mengandung protein tinggi apabila masuk ke badan air maka bahan-bahan organik akan mengalami proses peruraian oleh jasad renik dan akan mencemari lingkungan. Koagulan alami dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi kekurangan dari penggunaan koagulan anorganik. Biji asam jawa (Tamarindus Indica L.) berpotensi dijadikan sebagai koagulan alami karena kandungan tanin dan protein. Kandungan tanin pada kulit biji asam jawa merupakan zat aktif yang menyebabkan proses koagulasi, sedangkan kandungan protein pada daging biji asam jawa berperan sebagai polielektrolit alami yang memiliki fungsi mirip dengan koagulan sintetik. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan efektivitas kulit biji asam jawa dengan daging biji asam jawa sebagai biokoagulan. Biokoagulan kulit biji asam jawa pada dosis 500 mg/L dan 1.000 mg/L mampu menyisihkan TSS dengan efisiensi 98%, pada dosis optimum 500 mg/L menyisihkan COD dan BOD dengan efisiensi 27,62%, dan 30,46%. Biokoagulan daging biji asam jawa pada dosis optimum 500 mg/L menyisihkan TSS, COD dan BOD dengan efisiensi 29%, 11,62% dan 12,47%. Hasil yang didapat bahwa biokoagulan kulit biji asam jawa lebih efektif untuk menyisihkan beban pencemar dibandingkan dengan daging biji asam jawa. Biokoagulan kulit biji asam jawa tidak berpengaruh terhadap nilai pH, efektif untuk menyisihkan TSS namun kurang efektif untuk menyisihkan kadar COD dan BOD. Kata Kunci: Biji asam jawa (Tamarindus Indica L.), biokoagulan, daging biji asam jawa, kulit biji asam jawa, limbah cair tahu.