Tradisi Tirakatan Bagi Masyarakat Santri Yogyakarta: Studi atas Tradisi Malam Tirakatan dalam Rangka Tujuh Belas Agustus pada Masyarakat Kauman dan Mlangi Yogyakarta
Main Author: | Nadia, Zunly |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung
, 2017
|
Online Access: |
http://ejournal.inisnu.ac.id/index.php/JICI/article/view/16 http://ejournal.inisnu.ac.id/index.php/JICI/article/view/16/13 |
Daftar Isi:
- The night tradition of tirakatan is not only seen as a tradition of Yogyakarta community routine in order to commemorate the anniversary of Indonesia, but more than that, this night of tirakatan is also loaded with symbols of Javanese society related to Javanese way of life, thought and culture as a whole. Therefore, the night tradition of tirakatan by the people of Yogyakarta this indirectly also shows how the view of life and spirituality of Java community. This paper will show how the meaning of tirakatan for the santri community of Yogyakarta which in this case is the community of Kauman and Mlangi. Based on the results of this qualitative research, there are fundamental differences in the meaning of tirakatan by the two santri in Yogyakarta that is the community of Mlangi and Kauman. This difference of meaning can be seen from several aspects as follows: first, judging from the aspect of modernity. Tirakatan for the kauman community is considered not to have significant benefits for the community in the future. Second seen from the aspect of religion, the two santri also have their own view. For the Mlangi community that the influence of religion is very strong in the implementation of the tradition of the night tirakatan and thus, the implementation of the tradition of tirakatan night is closely related even very identical with religious rituals. While the Kauman community is more meaningful tirakatan as things that are not taught in Islam, so Kauman people tend not to implement tirakatan. Third, seen from the aspect of ancestral cultures, the tradition of tirakatan night is very related to the culture of the ancestors, considering that this tradition is derived from the Javanese tradition. There is also the Kauman community, although very far with the traditions and rituals of the ancestors, but the ideology of ancestors such as harmony, a sense of solidarity is still a very important part in the life of Kauman society.
- Tradisi malam tirakatan memang tidak hanya bisa dilihat sebagai sebuah tradisi rutinitas masyarakat Yogyakarta dalam rangka memperingati HUT RI, akan tetapi lebih dari itu, malam tirakatan ini juga sarat dengan simbol-simbol masyarakat Jawa terkait dengan pandangan hidup, cara berpikir dan budaya Jawa secara keseluruhan. Oleh karena itu lah, tradisi malam tirakatan oleh masyarakat Yogyakarta ini secara tidak langsung juga menunjukkan bagaimana pandangan hidup dan spritualitas masyarakat Jawa. Tulisan ini akan memperlihatkan bagaimana makna tirakatan bagi masyarakat santri Yogyakarta yang dalam hal ini adalah masyarakat Kauman dan Mlangi. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif ini, terdapat perbedaan yang mendasar dalam pemaknaan tirakatan oleh kedua kaum santri yang terdapat di Yogyakarta yaitu masyarakat Mlangi dan Kauman. Perbedaan pemaknaan ini dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut: pertama, dilihat dari aspek modernitas. Tirakatan bagi masyarakat kauman dianggap tidak mempunyai manfaat yang berarti bagi masyarakat di masa mendatang. Kedua dilihat dari aspek agama, kedua kaum santri ini juga memiliki pandagannya masing-masing. Bagi masyarakat Mlangi bahwa pengaruh agama sangat kuat dalam pelaksanaan tradisi malam tirakatan dan dengan demikian maka, pelaksanaan tradisi malam tirakatan sangat terkait erat bahkan sangat identik dengan ritual keagamaan. Sedangkan masyarakat Kauman lebih memaknai tirakatan sebagai hal yang tidak diajarkan dalam Islam, sehingga masyarakat Kauman cenderung tidak melaksankan tirakatan. Ketiga, dilihat dari aspekbudaya nenek moyang, tradisi malam tirakatan memang sangat terkait dengan budaya nenek moyang, mengingat Tradisi ini memang berasal dari tradisi masyarakat Jawa. Ada pun pada masyarakat Kauman, meskipun sangat jauh dengan tradisi dan ritual nenek moyang, akan tetapi ideologi nenek moyang seperti kerukunan, rasa solidaritas masih menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kauman.