KAJIAN TENTANG PERCERAIAN MENURUT MATIUS 19:1-12 DAN IMPLIKASINYA BAGI JEMAAT GEKISIA KOTA BENGKULU DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Main Author: | Sinaga, Monica Gabriella |
---|---|
Format: | Thesis |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
REPOSITORY STTAB
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://sci-r.sttab.ac.id/ops/index.php/repo-sttab/preprint/view/9 https://sci-r.sttab.ac.id/ops/index.php/repo-sttab/article/view/9/9 |
Daftar Isi:
- Injil Matius adalah Injil ini dengan tetap sekali ditempatkanpertama sebagai pengantar PB dan Mesias, Anak Allah yang hidup walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius salah seorang murid Yesus. Jikalau injil Markus ditulis oleh orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi. Matius menulis injil ini untuk memberikan kepada sidang pembacaan kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus, untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah danMesias yang dinubutkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan dan untuk menunjukkan bahwa kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena ia datang sebagaiMesias yang datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa. Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubutkan.Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya. Tempat lahir peristiwa kembali dari Mesir dan tinggal di Nazaret ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias dalam hubungan dengan lokal utama dari pelayananNya di depan umum pelayanan penyembuhan-Nya peranan-Nya selaku hamba Allah ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya dan penangkapan-Nya. Dalam kajian ini penulis melihat bagaimana peranan dan tanggung jawab jemaat Tuhan dan kajian Perceraian. Penulis melihat masih banyak orang percaya yang belum memahami pentingnya menjaga pernikahan dengan baik dan takut akan Tuhan. Sukuisme yang masih diterapkan, masih ada yang membandingkan pelayanan Tuhan antara yang satu dengan yang lainnya, dan hal ini sering diabaikan oleh jemaatTuhan. Pemahaman bahwa pelayan Tuhan adalah utusan Allah dan pentingnya kajian perceraian maka kita harus menjaga hubungan yang baik dalam keluarga yang mereka sudah bangun di dalamTuhan.