Tinjauan terhadap Perhitungan Titik Impas sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Produk Sisa pada CV. CBB, Bandung
Format: | Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
#CREATOR_ORGNAME#
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.polban.ac.id\/download.php?id=10168 |
Daftar Isi:
- Penetapan harga merupakan hal yang sangat penting di dalam aktivitas usaha suatu perusahaan. Terutama bagi perusahaan yang selalu mengadakan kegiatan cuci gudang di akhir periode seperti CV CBB Bandung, penetapan harga untuk produk sisa perlu pula dilakukan dengan tepat. Salah satu alat bantu yang digunakan manajemen dalam penetapan harga jual produk adalah dengan perhitungan titik impas. Titik impas menunjukkan keadaan perusahaan dimana dalam melakukan operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Analisis titik impas dilakukan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat penjualan yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam analisis titik impas terdapat perhitungan break even pricing atau penetapan harga dengan titik impas yang mampu memberikan informasi untuk manajemen dalam menentukan harga jual produk pada kuantitas penjualan tertentu. Penulis melakukan penelitian di CV CBB Bandung dimana aktivitas utamanya adalah memproduksi dan menjual pakaian-pakaian jadi. Hal pertama yang dilakukan penulis untuk melakukan perhitungan titik impas di CV CBB Bandung adalah melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dalam melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, penulis menggunakan metode least square. Berdasarkan perhitungan titik impas yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa apabila perusahaan menjual produknya dengan harga per unit Rp 76.595, perusahaan akan mencapai pada kondisi titik impas dengan menjual produknya sejumlah 75.533 unit atau dalam rupiah sebesar Rp 2.975.219.219. Pada tahun 2012 perusahaan berhasil menjual produknya sebanyak 282.918 unit dengan total pendapatan Rp 21.670.098.707, sehingga tentu saja perusahaan mendapatkan laba yang besar karena tingkat penjualan di atas titik impas. Pada tahun 2012, perusahaan masih memiliki sisa produk yang tidak terjual sejumlah 30.507 unit. Maka apabila perusahaan menjual semua produk sisa dengan harga pokok penjualan tanpa menggunakan perhitungan titik impas, akan menimbulkan margin bagi perusahaan sebesar Rp 1.702.405.916. Kata kunci: Penetapan Harga Jual, Produk Sisa, Perhitungan Titik Impas.