Analisis Computational Fluid Dynamics (CFD) pada Ejektor Gas Removal System (GRS) untuk Menentukan Nilai Kevakuman pada Sisi Suction terhadap Kenaikan Non Condensable Gas (NCG)
Format: | Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
#CREATOR_ORGNAME#
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.polban.ac.id\/download.php?id=36764 |
Daftar Isi:
- Steam ejector adalah salah satu komponen terpenting pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), yang mana komponen ini merupakan unit dari Gas Removal System (GRS) yang berfungsi untuk menjaga kevakuman di dalam kondensor. Uap yang mengandung Non-Condensable Gas (NCG) akan mengakibatkan akumulasi tekanan pada kondensor sehingga kevakumannya akan berkurang. Non-Condensable Gas (NCG) sangat mempengaruhi tekanan suction pada ejektor,sehingga ejektor hanya bekerja pada kondisi inlet nozzle tertentu. Kondisi tekanan suction pada ejektor yang tidak diketahui merupakan salah satu alasan diperlukannya pengkajian secara komputasional. Untuk memprediksi serta mendapatkan sifat aliran di dalam ejektor tersebut dilakukan simulasi secara komputasional terhadap ejektor dengan menggunakan software Computational Fluid Dynamics (CFD) yaitu dengan ANSYS FLUENT 14.0 sedangkan untuk pembuatan geometri menggunakan AutoCAD 2016 yang kemudian dilakukan meshing dengan menggunakan GAMBIT 2.2.30. Simulasi dilakukan dengan melakukan beberapa variasi pada konsentrasi NCG yaitu dengan kenaikan setiap 1% sehingga didapatkan nilai tekanan rata-rata pada sisi suction steam ejector. Pada kondisi operasi normal dengan konsentrasi NCG 77,30 % pada inlet suction didapatkan tekanan suction sebesar 6,899 Pa. Namun setelah dilakukan 5 variasi dengan kenaikan NCG 1% didapatkan nilai tekanan suction yaitu 6,717; 6,698; 6,678; 6,659; 6511 dalam Pa. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi seharusnya yang mana NCG yang mengakibatkan akumulasi tekanan pada kondensor akan mengakibatkan daya hisap pada ejektor berkurang, sedangkan hasil yang didapatkan yaitu kevakuman ejektor semakin meningkat seiring bertambahnya konsentrasi NCG. Tentunya hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor, yaitu salah satunya diakibatkan perubahan model solver dari multiphase menjadi singlephase.